Sabtu, 20 April 2024

Bank Indonesia Sebut Perekonomian Provinsi Kepri Melambat, Penyebabnya…..

Berita Terkait

batampos.co.id – Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 2,06 persen atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,21 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Musni Hardi K Atmaja, mengatakan, hal tersebut dikarenakan dampak Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian global, nasional maupun daerah.

“Ini sudah terasa pada triwulan I 2020 ditandai dengan penurunan jumlah wisatawan yang mendorong penurunan kinerja pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, penyediaan akomodasi dan makan minum serta transportasi,” jelasnya, Selasa (23/6/2020).

Kata dia, penurunan kinerja juga terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang terdampak oleh penurunan harga minyak dan gas di pasar dunia.

Sementara itu, lanjutnya, aktivitas konstruksi pada triwulan I 2020 juga masih terbatas. Namun demikian, masih terjaganya kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang merupakan penopang utama perekonomian Kepri dapat menahan perlambatan lebih dalam.

“Pada sisi pengeluaran, perlambatan terjadi pada komponen investasi, konsumsi rumah tangga maupun aktivitas ekspor impor,” jelasnya.

“Peningkatan konsumsi/belanja pemerintah dalam rangka pencegahan dan penanganan COVID-19 menjadi faktor penahan perlambatan ekonomi pada triwulan I 2020,” tuturnya lagi.

Musni menjelaskan, mencermati perkembangan ekonomi global dan nasional, pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2020 diperkirakan akan mengalami perlambatan.

Itu lanjutnya bersumber dari penurunan kinerja lapangan usaha utama akibat penurunan jumlah wisatawan, terganggunya pasokan bahan baku, penurunan permintaan global, dan daya beli masyarakat serta penundaan realisasi investasi.

“Secara keseluruhan perekonomian Kepri tahun 2020 diperkirakan tumbuh melambat pada kisaran 1,5 hingga 1,9 % (yoy), atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dengan asumsi kondisi perekonomian mulai bergerak menuju pemulihan pada triwulan III 2020 seiring dengan adanya penerapan kenormalan baru (new normal) dalam aktivitas ekonomi,” tuturnya.(*/esa)

Update