Jumat, 29 Maret 2024

Sudah Tiga Kali Jokowi Tegur para Menterinya, Tapi Hasilnya Tidak Signifikan

Berita Terkait

batampos.co.id – Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah beberapa kali memperingatkan para menteri dan pimpinan lembaga negara untuk bekerja ekstra keras. Tujuanya agar bangsa ini mampu mengatasi krisis yang diakibatkan pandemi COVID-19.

Namun, menurut Moeldoko, belum ada hasil yang signifikan dari kinerja para menteri dan pimpinan lembaga, sehingga Presiden Jokowi pada sidang kabinet paripurna 18 Juni 2020 lalu, memberikan peringatan yang lebih keras lagi.

“Presiden khawatir para pembantunya ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan, ini peringatan kesekian kalinya,” ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin, (29/6).

Moeldoko juga mengatakan, para menteri dan pimpinan lembaga negara harus bekerja luar biasa agar dapat mengurangi beban pandemi COVID-19 yang dirasakan masyarakat. Sekaligus juga memastikan semua kebijakan yang diambil pemerintah berjalan efektif, efisien, akuntabel, dan tepat sasaran.

“Presiden beberapa kali katakan ini dan masih ada beberapa di lapangan yang tidak sesuai dengan harapan beliau,” ujarnya lagi.

Karena itu, Presiden meminta penanganan aspek kesehatan masyarakat menjadi prioritas dalam setiap kebijakan pandemi COVID-19. Lalu, kebijakan pemulihan sosial dan ekonomi akibat COVID-19 juga harus bisa terakselerasi.

“Agar persoalan COVID-19 pendekatan kesehatan sebagai prioritas, dan pendekatan sosial ekonomi keuangan betul-betul bisa terakselerasi dengan baik dan cepat. Namun, kenyataannya ada sektor yang masih lemah,” ujar mantan Panglima TNI itu pula.

Moeldoko juga menyebut, dalam enam bulan terakhir Presiden Joko Widodo sudah setidaknya tiga kali menegur keras jajaran dan para menteri kabinetnya.

“Setidaknya dengan segala intonasi dan persentase, ini yang ketiga Presiden (Jokowi) memberikan kata-kata yang lebih keras, lebih kuat. Tapi kali ini yang lebih keras,” tegas Moeldoko.

Moeldoko mengatakan, sebelumnya Jokowi sempat memberikan arahan tegas yang menekankan agar para menterinya sigap dalam menghadapi situasi saat ini. Termasuk soal kepekaan terhadap krisis yang sama dalam menghadapi persoalan yang terjadi di tengah pandemi Covid-19.

“Sebelumnya Presiden juga menekankan untuk lebih sigap menghadapi situasi walau situasi ini juga tidak mudah karena hampir semua negara menghadapi situasi yang sama,” kata Moeldoko.

Ia mengatakan, Jokowi bukan tidak sekali ini saja menegur keras para menterinya. “Sering. Presiden (Jokowi) menegur, bekerja tidak linear bekerja harus cepat, tepat sasaran sudah berapa kali,” katanya.

Moeldoko mengatakan, saat ini pemerintah menghadapi berbagai persoalan yang memerlukan terobosan secara di luar kelaziman sebagaimana diinginkan Jokowi.

“Persoalan data juga, kita menghadapi data baru yang relatif ada masyarakat miskin baru tapi sekali lagi jangan menjadi alasan bagi kami, pembantu presiden untuk lambat,” katanya.

Diketahui, Presiden Jokowi dalam sidang kabinet paripurna 18 Juni 2020 lalu memberikan teguran keras kepada para menteri dan pimpinan lembaga negara yang lambat dalam merealisasikan kebijakan penanganan COVID-19. Presiden bahkan menyinggung opsi perombakan kabinet (reshuffle) di depan para menteri Kabinet Indonesia Maju pada sidang kabinet itu.

Dalam pengarahannya, Presiden menyampaikan rasa kecewanya terhadap kinerja para menteri yang dinilai belum memberikan progres kemajuan yang signifikan.

“Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle, sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi, kalau memang diperlukan,” kata Presiden dalam video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6).(jpg)

Update