Kamis, 18 April 2024

Profesional Relijius, Begini Rekam Jejak Paslon Isdianto-Suryani

Berita Terkait

batamposc.o.id – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Isdianto-Suryani dipastikan bakal berlaga pada Pilkada Desember mendatang.

Sementara, Paslon ini baru mengantongi dukungan Partai Hanura dan PKS yang dalam waktu dekat akan segera melakukan deklarasi.

Berikut adalah profil singkat sekaligus rekam jejak Paslon Isdianto-Suryani yang kami rangkum dari berbagai sumber.

Sebagai putra asli tanah Melayu Kepri, Isdianto-Suryani dikenal telah merintis karir sejak keduanya masih muda.

Isdianto memulai karir sebagai birokrat sementara Suryani langsung terjun dalam dunia politik dengan bergabung dengan Partai Keadilan yang kini menjadi PKS.

Isdianto Muda

Lahir di Tanjung Batu Kota, Kundur, Kabupaten Tanjung Balai Karimun, 3 Mei 1961 dari keluarga sederhana yang taat beragama. Nilai-nilai agama yang ajarkan keluarganya terpatri dan menjadi pegangan Isdianto dalam meniti karir dari level paling bawah hingga posisi strategis hari ini.

Memulai pendidikan dasarnya di Karimun, Isdianto muda langsung merantau ke Pekanbaru untuk melanjutkan study menengah pertama hingga Akademi Pemerintah Dalam Negeri (APDN) Pekanbaru. Setamatnya dari lembaga Pamong Praja, dalam ranah studi Isdianto melanjutkan studi ke STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang untuk Strata satu dan kemudian mengambil gelar Magister di Kampus Prof. Dr. Soetomo, Jakarta.

Isdianto-Suryani. Foto: Istimewa

Semasa muda, Isdianto dikenal sebagai aktivis yang menonjol. Dirinya beberapa kali sempat menjadi pucuk pimpinan organisasi seperti organisasi kesiswaan maupun saat dirinya menjadi mahasiswa.

Pengalaman Dalam Dunia Pemerintahan

Berbekal pendidikannya sebagai lulusan APDN dan juga ketertarikan dalam hal kepemimpinan, Isdianto mengawali karier di pemerintahan sebagai Staf Kantor Pembangunan Desa Kabupaten Kepulauan Riau pada 1983-1991. Selang beberapa waktu, karirnya terus menanjak. Di tahun 1991, Isdianto menjabat sebagai PJ Mantri Pol PP kantor Camat Moro dan di tahun 1994, dirinya langsung menjabat sebagai kepala Kelurahan Tanjung Balai Kecamatan Karimun.

Dari sisi karir, Isdianto termasuk orang yang komprehensif, ia diberikan kesempatan memimpin lembaga pemerintahan dari level paling bawah hingga posisi paling tinggi di Provinsi Kepri, sebagai Plt. Gubernur.

Terjun Ke Dunia Politik

Kiprah Isdianto dalam kancah perpolitikan Kepri terbilang masih baru. Bahkan, sebagai orang yang lama di dunia birokrasi, Isdianto menjadi figur yang menarik perhatian publik. Sepanjang perjalanan Kepala Daerah di Indonesia, sangat jarang terjadi, ada dua orang Kaka beradik yang mengalami posisi tertinggi dalam lembaga pemerintahan provinsi.

Pasca wafatnya Gubernur Kepri, HM. Sani tahun 2015, Isdianto yang waktu itu tengah menjabat Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kepri, masuk sebagai salah satu kandidat yang diusulkan koalisi partai pendukung HM. Sani sebagai calon wakil untuk mendampingi Nurdin Basirun yang praktis naik posisi menjadi Gubernur Kepri.

Dengan alasan demikian, Isdianto akhirnya memutuskan untuk masuk dalam dunia politik dengan terjun sebagai kader Partai Demokrat. Selang beberapa waktu, pasca ditetapkannya Isdianto sebagai Wagub dirinya kemudian beralih menjadi kader PDIP.

Pasca ditangkapnya Nurdin Basirun pada 10/7/2019 oleh Tim OTT KPK sebagai tersangka kasus suap dan gratifikasi yang diduga menerima uang terkait izin lokasi reklamasi, praktis Isdianto naik menggantikannya sebagai Plt. Gubernur Kepri hingga sekarang.

Terkait posisinya di PDIP, awal tahun 2020 menjadi awal terjadinya perpecahan Isdianto dengan PDIP yang berakhir dengan mundurnya Isdianto sebagai kader PDIP. Kini, Isdianto tidak tergabung dalam partai politik manapun. Meski begitu, Isdianto dengan posisinya sebagai petahana menjadi magnet tersendiri bagi sejumlah partai politik.

Suryani, Aktivis Dakwah Perempuan Kepri

Suryani, politisi yang dipilih Isdianto untuk mendampinginya berlaga termasuk bukan orang baru dalam politik. Perempuan lulusan Ekonomi ini mengawali karir di politik dengan terjun dalam Partai Keadilan yang kini menjadi PKS pada tahun 1999 dengan menjabat sebagai Sekretaris Bidang Kewanitaan DPD PKS Kota Batam.

Aktivitas Suryani dalam Partai Dakwah ini pun terus berlanjut hingga hari ini. Suryani tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Kepri tiga periode (2009-2014) (2014-2019) (2019-2024). Bahkan, pada pileg 2019 terkahir, Suryani berhasil duduk sebagai anggota DPRD dengan perolehan suara terbanyak di Dapilnya (Skupang-Batu Aji).

Tak sampai disitu, aktivis perempuan Kota Batam ini juga rutin melakukan ceramah keagamaan di kawasan Kota Batam. Tak heran jika dirinya mendapat posisi khusus pada basis pemilihnya, terutama kalangan ibu-ibu.
Sebagai seorang Ibu, kemudian Istri, dan bagian dari gerakan dakwah di Kepri, Suryani cerminan kaum perempuan muslim yang aktif dan berhasil memberikan kontribusinya kepada daerah dan masyarakat. Kiprahnya dalam dunia politik dan juga dakwah adalah bukti nyata bahwa sebagai seorang Ibu, Suryani mampu memimpin dan memajukan Kepri.

Isdianto-Suryani dan Basis Dukungan

Duet ini bakal berhadapan dengan pemain lama Pilkada yakni Soerya Respationo yang berdampingan dengan Iman Setiawan dan Ansar Ahmad yang berdampingan dengan Marlin Agustina. Merujuk pada beberapa sumber, duet Isdianto-Suryani dinilai memiliki basis dukungan yang tak bisa diremehkan.

Dukungan Sanur yang dulu mengantarkan HM. Sani dipastikan akan kembali mendukung sang Adik, Isdianto. Sementara PKS yang dikenal sebagai partai kader memiliki pemilih militan dan kader yang kuat hingga ke akar rumput. Tak heran banyak kalangan menilai pasangan ini yang diprediksi memenangkan pertarungan Pilkada Kepri 2020 mendatang.(*)

Update