Selasa, 23 April 2024

HKI Kepri Berharap KEK dan FTZ Bisa Dikolaborasikan

Berita Terkait

batampos.co.id – Himpunan Kawasan Industri (HKI) Provinsi Kepri berharap agar dua fasilitas ekonomi yang didapatkan Kota Batam yaitu Free Trade Zone (FTZ) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat dikolaborasikan menjadi satu, sehingga dapat memberikan dampak yang lebih besar kepada para investor.

Wakil Ketua HKI Provinsi Kepri, Tjaw Hoeing, mengatakan, kedua fasilitas tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Namun lanjutnya jika digabungkan dapat menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi para investor.

“Segala bentuk kawasan ekonomi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, karena diatur dalam aturan yang berbeda,” paparnya, Jumat (24/7/2020).

“Jadi menurut saya, jika kedua fasilitas ini diramu menjadi satu dan diambil poin-poin terbaiknya, dipastikan akan sangat menguntungkan bagi investor,” tuturnya.

Ia menjelaskan, di KEK setiap barang yang akan keluar dari daerah tersebut harus dilakukan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai.

Sementara FTZ, tidak ada pemeriksaan sama sekali. Perusahaan yang berada di kawasan FTZ akan lebih mudah untuk membawa barangnya keluar kawasan industri karena fasilitas FTZ di Kota Batam dilakukan secara menyeluruh.

Daftar nama start up yang ada di Nongsa Digital Park, Kota Batam. Foto: Messa Haris/batampos.co.id

Kata dia, alasan Nongsa Digital Park dan MRO Lion masuk area KEK kemungkinan besar menguntungkan bagi keduanya.

Namun lanjutnnya, hal tersebut berbanding terbalik dengan kawasan industri. Ia mencontohkan, apabila ada perusahaan di kawasan industri masuk dalam KEK dan hendak membawa keluar barang hasil produksinya keluar kawasan harus melalui pemeriksaan oleh Bea dan Cukai.

“Pemeriksaan ini memakan waktu, tapi kalau FTZ tidak ada pemeriksaan bisa langsung jalan,” tuturnya.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu. Dua KEK di Kota Batam telah disetujui oleh pemerintah pusat yaitu KEK Nongsa Digital Park (NDP) dan Maintenance, Repair and Overhaul Batam Aero Technic (BAT).

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, mengatakan KEK NDP dikelola oleh PT Taman Resor Internet (Tamarin) memiliki luas lahan 166,45 hektar.

Sedangkan KEK MRO BAT dikelola oleh PT Batam Aero Teknik dengan luas lahan sekitar 30 hektar di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Dua KEK yang berada di Kecamatan Nongsa tersebut diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Batam.

Ditargetkan untuk KEK NDP ditargetkan bisa menyerap 16.500 tenaga kerja, saat ini sudah terserap 1.395 tenaga kerja.

Sedangkan untuk KEK MRO BAT ditargetkan bisa menyerap 9.976 tenaga kerja hingga tahun 2025 mendatang.

Sehingga total tenaga kerja yang bisa terserap dari kedua KEK tersebut sebanyak 26.476 orang.

“Nilai investasinya untuk KEK NDP sekitar Rp 16 triliun. Sedangkan untuk investasi KEK MRO BAT sekitar Rp 6,2 triliun,” katanya.(esa)

Update