Kamis, 25 April 2024

Langkah Riskan, Pertaruhkan Pelayanan Air Batam

Berita Terkait

batampos.co.id ā€“ Badan Pengusahaan (BP) Batam menunjuk PT Moya Indonesia sebagai Mitra Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan Selama Masa Transisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam.

Moya Indonesia akan mengelola SPAM Batam selama 6 bulan pasca konsesi ATB berakhir.

Penunjukan langsung ini dilakukan oleh BP Batam hanya 2 bulan sebelum masa konsesi pengelolaan air dengan ATB berakhir.

Langkah ini dinilai terlalu terburu-buru dan tak mempertimbangkan dampaknya terhadap kualitas pelayanan air bersih di Kota Batam pasca Konsesi ATB berakhir.

Pasalnya, transisi yang tak mulus dapat membuat layanan air bersih di kota Batam terganggu.

ā€œApakah dalam waktu 2 bulan ini operator baru mampu mempersiapkan diri, sehingga kualitas pelayanan air bersih tidak turun? Mengapa tidak langsung saja tunjuk ATB untuk masa 6 bulan itu?ā€ ujar salah satu pengusaha Batam, Arief Junaidi.

Seperti diketahui, operator baru hanya bisa masuk dalam SPAM Batam setelah masa konsesi dengan ATB berakhir. Pasalnya, aset SPAM masih menjadi milik ATB.

Belum sepenuhnya menjadi Barang Milik Negara (BMN), karena masih ada kewajiban BP Batam yang belum ditunaikan.

Dengan demikian, operator baru tidak dapat melakukan persiapan awal untuk mengelola SPAM Batam.

Tanpa persiapan apapun, maka dipastikan akan terjadi gangguan pelayanan air bersih di Batam saat konsesi dengan ATB berakhir.

ā€œIni namanya cari-cari masalah. Lebih baik serahkan saja pada ATB, sampai BP Batam benar-benar punya konsep yang tepat untuk mengelola air. Sekarang, kesannya terlalu dipaksakan. Di satu sisi BP Batam belum siap, lalu melelangkan ke pihak swasta hanya untuk pengelolaan 6 bulan,ā€ jelasnya.

Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang. Foto ATB untuk batampos.co.id

Selain kendala teknis, karakteristik pengelolaan air di Kota Batam yang unik juga akan menjadi kendala tersendiri.

Seperti diketahui, Batam adalah kota dengan sumber air yang terbatas. ATB mampu memenuhi kebutuhan air bersih karena memiliki sistem untuk mengelola air dengan sangat efisien. Sehingga penduduk Batam dapat menikmati air bersih di tengah keterbatasan.

ā€œIni (Pelayanan Air Bersih) Bengkong sudah jauh lebih baik loh sekarang. Jangan sampai malah jadi lebih buruk lagi. Jangan warga yang jadi korban,ā€ tegas Erma Melinda Yani, Pengusaha Rumah Makan di Wilayah Bengkong.

Alangkah lebih baiknya bila BP Batam mengambil langkah bijaksana, meminta ATB melanjutkan pengelolaan SPAM selama 6 bulan pasca konsesi, sebelum BP Batam mempersiapkan mekanisme pengelolaan SPAM yang memang ideal untuk Batam.

ā€œKesan yang timbul sekarang adalah BP Batam tak punya konsep yang jelas mengenai pengelolaan air bersih kedepannya. Sebaiknya persiapkan dulu konsep yang jelas, baru ambil langkahnya,ā€ tuturnya.

Masa transisi konsesi pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam merupakan titik kritis yang harus mendapat perhatian pemerintah.

Jika tidak berjalan mulus, maka berpotensi mengganggu layanan air bersih di Kota Batam.

Awalnya, BP Batam berniat melakukan pengelolaan SPAM Batam secara mandiri. Untuk tujuan itu, BP Batam akan membangunĀ Strategic Business UnitĀ (SBU), dan mengirimkan sejumlah tenaga ahli untuk melakukan orientasi ke PT Adhya Tirta Batam (ATB) sebagai pengelola SPAM saat ini.

Masa orientasi telah berlangsung sejak 15 Mei 2020. Para tenaga ahli yang dikirim oleh BP Batam disambut langsung oleh Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto bersama jajaran direksi dan managernya.

ATB juga menyediakan fasilitas ruangan khusus, agar proses orientasi berjalan baik.

Sayangnya masa orientasi tak dimanfaatkan sebaik mungkin oleh BP Batam. Tim Ahli yang dikirim tidak benar-benar melakukan orientasi 100 persen.

Kantor yang disediakan di lantai 3 AdhyaĀ Building TowerĀ lebih sering kosong.

Nasib SBU yang digadang-gadang akan melakukan pengelolaan air di Batam pasca konsesi ATB juga tak jauh beda.

Hingga kini, lembaga yang akan jadi perpanjangan tangan BP Batam untuk mengurusi kebutuhan air bersih di Kota Batam itu tak kunjung terbentuk.

Di sisa waktu 2 bulan menuju akhir Konsesi, BP Batam memilih langkah yang tak terduga, dengan memilih operator baru untuk mengelola air bersih hanya untuk waktu 6 bulan setetelah konsesi ATB berakhir.(*)

Update