Kamis, 25 April 2024

Pemerintah Beberkan Progres Indonesia dalam Mengatasi Covid-19

Berita Terkait

batampos.co.id – Pemerintah tengah memberantas virus Covid-19 di Indonesia, dengan mengembangkan vaksin. Seperti kerja sama dengan Tiongkok untuk produksi Vaksin Covid-19 Sinovac dan buatan anak bangsa, Vaksin Merah Putih.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menuturkan bahwa Sinovac untuk memenuhi ketersediaan vaksin jangka pendek. Sedangkan, Vaksin Merah Putih untuk jangka panjang.

“Karena ada kemungkinan vaksinasi awal dua kali per orang,” ucapnya dalam telekonferensi pers Pengembangan Vaksin, Terapi dan Inovasi Covid-19, Selasa (20/10).

Vaksin tersebut juga kemungkinan tidak bisa menjaga daya tahan imun terhadap virus seumur hidup. Maka dari itu, perlu adanya cadangan untuk proses vaksinasi yang kedua atau bahkan selanjutnya.

“Mungkin tidak bisa daya tahan kita terhadap covid seumur hidup, makanya perlu ada booster di kemudian hari, apakah beberapa tahun, artinya kita harus punya kemampuan untuk menyediakan vaksin Covid,” jelasnya.

Untuk memperkuat vaksin tersebut, pemerintah bersama pihak terkait juga terus melakukan whole genome cosequencing untuk mempelajari karakter virus yang bertransmisi di Indonesia. Indonesia sendiri sudah menginput 114 data kepada Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

“Untuk mempercepat proses pengembangan vaksin ini, kami bekerja sama dengan para lembaga, Eijkman dengan platform protein recombinant, LIPI protein recombinant, UI DNA, RNA, maupun virus partikel, ITB dan Unair itu pakai adeno virus dan UGM protein recombinant,” ungkapnya.

Saat ini dari 6 vaksin itu, yang paling cepat untuk bibit vaksinnya diserahkan ke Bio Farma adalah dari Eijkman dan UI. Sebab, mereka sudah melakukan uji pra klinis atau uji terhadap hewan.

“Untuk memperlancar produksi yg besar, hitungan herd immunity adalah 2/3 penduduk harus di vaksin 180 juta, dua kali vaksin dibutuhan 360 juta dan kalau semua orang divaksin 270 juta, kita butuh 540 juta. Kita harus punya ketersediaan yang barangkali tidak bisa dipenuhi Bio Farma sendiri, yang diperkirakan 250 juta dosis per tahun,” tutup dia.(jpg)

Update