batampos.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam berhasil menurunkan tarif kontainer dari Batam ke Singapura sebesar 40 persen.
BP Batam meminta pengusaha tidak segan-segan melapor ke BP Batam jika masih dikenakan tarif tinggi oleh penyedia jasa angkutan kontainer.
”Kami memang menjanjikan, akhir September lalu bisa teratasi. Alhamdulillah, sebelum September lalu sudah selesai,” kata Deputi IV BP Batam Anggota Bidang Pengusahaan, Shahril Japarin seperti yang dilansir dari Harian Batam Pos, Minggu (25/10/2020).
Shahril mengungkapkan, sebelum penurunan 40 persen, pihaknya menelusuri siapa pengusaha yang mengeluhkan
biaya logistik tinggi, terutama dari Batam menuju Singapura.
Tim BP Batam menemukan di sejumlah kawasan industri. Dari penelusuran yang dilakukan BP Batam, tingginya biaya tarif kontainer disebabkan berbagai macam faktor.
Faktor pertama, cara pengelolaan manajemen logistik yang kurang baik.
”Karena melalui pihak ketiga, bukan dari tangan shipper itu langsung. Ada kapal, forwarder, agen dan lain-lain. Mata rantainya terlalu panjang, makanya biaya tinggi. Ini yang kami
pangkas, sehingga user langsung dengan pelaksana (shipper)
sehingga biaya logistik bisa turun,” paparnya.
BP Batam sudah berhubungan langsung dengan pihak shipper untuk mengangkut langsung barang-barang produksi Batam ke luar negeri.
Kapal pun sudah disediakan, sehingga tarif bisa turun sebesar 40 persen.
”Bagi pihak yang merasa tarif masih tinggi, silakan datang ke
Badan usaha Pelabuhan (BuP) BP Batam,” ungkapnya.
Faktor kedua yang membuat tarif logistik mahal, Batam tidak memiliki fasilitas depo kontainer berstandar internasional.
”Kontainer yang kosong dari Batam harus disimpan di Singapura. Sebabnya karena di sini perbaikan dan penyimpanan tidak memenuhi standar internasional menurut Singapura,” jelasnya.
Untuk itu, BP tengah mempersiapkan tender untuk pemilihan partner untuk membangun depo kontainer berstandar internasional.
”Kami yakin biaya akan semakin turun lagi kalau fasilitas ini ada,” ucapnya.
Selanjutnya, faktor ketiga yang membuat tarif logistik mahal, yakni biaya bahan bakar minyak (BBM).
”Biaya tinggi karena BBM. Biaya BBM itu menyita 40 persen dari biaya operasional kapal secara keseluruhan,” terangnya.
Ia menyarankan kepada pemerintah pusat segera membuka kran impor BBM khusus buat Batam.
”Tidak sampai 10 kilometer dari Batam sudah masuk perairan internasional, dimana harga BBM jauh lebih murah dari Singapura. Kalau bisa dibawa ke Batam langsung, maka pelabuhan dan bandara akan semakin ramai,”
tuturnya.
Sementara itu , Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, mengatakan, Kantor Pelabuhan BP Batam pernah mengundang perusahaan shipper dan perusahaan pemakai jasa untuk membicarakan dan mencari letak persoalan mahalnya tarif pengangkutan kontainer dari Batam ke luar negeri.
”Kemungkinan memang ada perusahaan yang membayar lebih mahal dibandingkan tarif normal karena harus membayar biaya ekstra untuk jasa penghubung atau pihak ketiga. Jadi, tidak langsung ke pihak shipper yang membawa kontainer langsung ke luar negeri,” ungkapnya.
Terbukti, ketika ditanya kepada para calon investor dari negara lain, masih mahalnya ongkos kontainer dari Batam ke luar negeri
masih menjadi faktor yang membuat mereka berat merealisasikan investasinya di Batam.
”Maka persoalan ini sebaiknya cepat diperbaiki dengan segera memperluas dan memodernisasi Pelabuhan Batu Ampar dan bongkar muat lainnya di Batam. Supaya semua berstandar internasional dan tarif lebih kompetitif,” paparnya.(jpg)