batampos.co.id – Sebagian wilayah Indonesia saat ini masuk musim pancaroba. Yaitu musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Masyarakat sebaiknya menjaga pola hidup untuk menghindari penyakit musim pancaroba yang dipicu kuman, bakteri, dan virus.
Perubahan cuaca pada musim pancaroba dapat berdampak pada perubahan pola patogen (pembawa) juga akan perubahan pola trasmisi (penyebaran). Contohnya pada musim hujan, timbul genangan air lalu bersarang nyamuk hingga berdampak adanya penyakit demam berdarah. Sedangkan saat musim panas disertai angin kencang, menyebarkan virus influenza di udara dan bakteri melalui hewan peliharaan.
Selama ini musim pancaroba kerap dikaitkan dengan berbagai jenis penyakit. Diantaranya asma, sakit kepala, flu, hingga sakit pada saluran pencernaan juga pada persendian. Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Siloam Karawaci dr. Theo SpPD menjelaskan, di musim pancaroba penting untuk menjaga pola prilaku dan mengatur asupan gizi. Menurutnya, dua hal mendasar ini sering dilupakan oleh masyarakat Indonesia yang hidup di iklim tropis.
’’Perilaku, gaya hidup, dan konsumsi asupan gizi, merupakan dua hal yang saling terkait erat guna pencegahan penyakit di musim pancaroba,’’ katanya Selasa (8/12). Dia mencontohkan prilaku masyarakat di luar negeri yang terbiasa menghadapi empat musim. Ketika cuaca dingin, mereka mengubah pola makan. Dan di saat musim semi atau musim panas, mereka menyesuaikan pakaian yang cepat menyerap keringat namun tahan terhadap angin.
’’Kebiasaan seperti itu yang harus dicontoh dan dilakukan terlebih dahulu bagi masyarakat Indonesia sebelum menghadapi musim pancaroba,’’ tutur Theo. Menurut dia menyesuaikan prilaku gaya hidup dapat mencegah masyarakat Indonesia dari berbagai penyakit pancaroba.
Contohnya membiasakan diri menggunakan peralatan antihujan, mengonsumsi makanan penuh gizi. Kemudian membiasakan diri mengelola lingkungan tinggal di saat musim penghujan dan musim kemarau. Supaya tidak menjadi sarang pembawa bibit penyakit.
Seperti diketahui musim pancaroba adalah musim peralihan dari satu musim ke musim yang lain. Umumnya terjadi pada Maret sampai April. Pada periode ini peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Kemudian pancaroba juga terjadi pada Oktober sampai Desember. Pada periode ini peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Umumnya musim pancaroba ditandai dengan angin kencang. Kemudian hujan yang datang secara tiba-tiba dalam waktu singkat. Ada juga potensi angin puting beliung, udara yang terasa panas, serta arah angin yang tidak teratur.
Dari pengamatan saat berkunjung di RSU Siloam Karawaci kerap ditemukan pasien yang mengalami sakit di saluran pencernaan ataupun penyakit leptospirosis pada musim pancaroba.
’’Di musim penghujan memang biasanya kami mengalami peningkatan pasien akibat penyakit saluran pencernaan yang umumnya disebabkan oleh kualitas air,’’ kata dia. Salah satunya akibat banjir atau terganggunya pola makan karena gizi tidak seimbang. Begitu pula pada saat musim kemarau, pernah menangani penyakit leptospirosis atau yang umum adalah radang di areal telinga hidung dan tenggorokan. (*/jpg)