Selasa, 19 Maret 2024

PDAM Rugi Karena Efektifitas Penagihan Rendah, ATB Punya Solusinya

Berita Terkait

batampos.co.id – Sekitar 146 PDAM di Indonesia dinyatakan kurang sehat hingga sakit. Selain disebabkan aspek teknis, indikator lainnya adalah karena rendahnya efektifitas penagihan rekening air di PDAM tersebut.

Menurut Buku Kinerja BUMD Penyelenggara SPAM tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Kementerian PUPR, ada 102 PDAM yang dinyatakan Kurang Sehat, sementara 54 PDAM dinyatakan Sakit. Penilaian dilakukan terhadap 308 PDAM di seluruh Indonesia.

Sebenarnya secara keseluruhan, rata-rata efektifitas penagihan PDAM di Indonesia membaik.

Dari sekitar 93,28 persen di tahun 2018, menjadi 93,67 persen di tahunh 2019. Hal ini disebabkan karena meningkatnya penerimaan dari rekening air sebesar 11,13% pada tahun 2019.

Namun bila diteliti lebih dalam, ternyata efektifitas penagihan di PDAM yang kurang sehat dan yang sakit masih jauh dari harapan.

Laporan yang sama mengatakan, bahwa efektifitas penagihan di PDAM yang kurang sehat hanya 85,53 persen. Sementara di PDAM yang sakit, efektifitas penagihannya hanya 70,1 persen.

Petugas pelayanan ATB di kantor Sukajadi saat melayani pelanggan beberapa waktu lalu. Foto: ATB untuk batampos.co.id

Angka efisiensi penagihan tersebut terbilang buruk. Apalagi karena angka kehilangan air di PDAM masih sangat tinggi.

Rata-rata tingkat kehilangan air di PDAM yang sakit dapat mencapai 56,62 persen. Artinya, hanya sekitar 43,38 persen air yang diproduksi yang sampai kepada pelanggan.

Dari asumsi tersebut, maka PDAM yang sakit hanya mampu menagihkan sekitar sekitar 30 persen dari total air yang diproduksinya setiap bulan. Sementara 70 persen lainnya tidak masuk ke kantong PDAM.

“Jadi wajar bila PDAM rugi. Karena dia produksi 100 persen, tapi yang bisa ditagih hanya 30 persen. Sisanya terbuang, atau tidak bisa ditagih,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, MAria Jacobus.

Namun solusi terhadap momok menakutkan tersebut telah hadir melalui tangan PT Adhya Tirta Batam (ATB).

Perusahaan air bersih nomor satu di Indonesia ini telah menghadirkan SPARTA Smart Solution, teknologi canggih yang bisa digunakan PDAM untuk mengatasi masalahnya tersebut.

SPARTA Smart Solution yang merupakan teknologi terintegrasi tersebut mampu menghadirkan solusi terhadap penanganan permasalahan secara holistik. Teknologi ini terdiri dari beberapa modul, dan dapat digunakan oleh PDAM sesuai dengan kebutuhan.

“Masalah efektifitas penagihan dan kehilangan air pasti bisa diselesaikan dengan cepat dan mudah,” ujar Maria.

Untuk mempersiapkan rencana pengembangan tersebut, ATB memiliki tim Business Development (BD). Tim tersebut siap bergerak untuk membantu.

Tim ini diisi oleh para profesional yang telah berpengalaman di bidangnya masing-masing. Sehingga, PDAM dapat dibimbing keluar dari masalahnya selama ini.

“Tim BD bersama SPARTA Smart Solution dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah PDAM di Indonesia,” tuturnya.(*)

Update