batampos.co.id – Dalam penelitian disertasi Efikasi Fortifikasi Glutamin, Zinc, Prebiotik, dan Serat Pangan pada Suplemen Biskuit Berbasis Moringa oleifera (daun kelor,red) terhadap Perbaikan Integritas Mukosa Usus pada Anak Gizi Kurang Usia 12–18 Bulan, oleh Dokter Spesialis Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSAB Harapan Kita sekaligus peneliti dari Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran FKUI, dr. Eva Jeumpa Soelaeman, SpA(K), meneliti manfaat daun kelor.
Menurutnya, kejadian gizi kurang masih merupakan masalah di Indonesia. Gizi kurang bisa menyebabkan atrofi mukosa usus dengan akibat terjadi gangguan permeabilitas usus. Serta bisa menimbulkan malabsorbsi nutrien atau kondisi radang usus dan gangguan penyerapan salah satu atau beberapa zat nutrisi di usus halus.
Dokter Eva melakukan penelitian yang bertujuan untuk meneliti efikasi fortifikasi glutamin, zinc, prebiotik dan serat pangan pada suplemen biskuit berbasis Moringa oleifera terhadap perbaikan integritas mukosa usus pada anak usia 12–18 bulan dengan gizi kurang.
Ini dilakukan sebagai salah satu modalitas cara mengatasi masalah gizi anak di Indonesia. Tahap pertama penelitian ini dimulai dengan formulasi biskuit berbasis Moringa oleifera dengan fortifikasi glutamin, zinc, prebiotik dan serat pangan.
“Setelah biskuit terbentuk lalu dianalisis kandungannya, kemudian dilakukan uji cita rasa untuk menilai tingkat kesukaan anak-anak terhadap biskuit ini,” katanya secara daring baru-baru ini.
Selanjutnya tahap kedua berupa uji klinik dua kelompok paralel tersamar ganda untuk menguji efikasi fortifikasi glutamin, zinc, prebiotik dan serat pangan pada suplemen biskuit berbasis Moringa oleifera pada anak usia 12–18 bulan dengan gizi kurang.
Dan juga efeknya pada integritas mukosa usus dengan mengukur IFABP urin (Kadar Liver Fatty Acid Binding Protein), tinja dan Kalprotektin tinja di Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Kadar IFABP urin dinilai untuk melihat kerusakan di daerah mukosa usus, AAT tinja untuk kerusakan submukosa usus dan kalprotektin tinja apabila kerusakan terjadi lebih dalam, kadar yang tinggi menandakan kerusakan yang lebih banyak.
Dari 57 subjek, didapatkan kadar IFABP urin, AAT tinja, dan Kalprotektin tinja yang menurun secara signifikan pada kelompok yang diberikan intervensi biskuit berbasis Moringa oleifera yang difortifikasi dengan glutamin, zinc, prebiotik dan serat pangan selama 6 bulan dibandingkan tanpa fortifikasi.
Kesimpulannya, didapatkan penambahan berat badan pada anak dengan gizi kurang usia 12–18 bulan yang menerima biskuit berbasis Moringa oleifera. Tentu difortifikasi dengan glutamin, zinc, prebiotik dan serat pangan dibandingkan tanpa fortifikasi.(jpg)