Rabu, 17 April 2024

Perketat Penjagaan di Selat Malaka, Guskamla Kerahkan Kapal Perang

Berita Terkait

batampos.co.id – Komandan Guskamla Koarmada I, Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengamanan perbatasan Indonesia, khususnya di Selat Malaka. Pengamanan ini dilakukan dengan penjagaan atau operasi gelar setiap harinya.

”Pengamanan tidak hanya dengan kapal perang, tetapi juga dengan patroli udara maritim,” ujar Yayan di Pelabuhan Batuampar, Kamis (7/1) pagi.

Yayan menjelaskan pengamanan di Selat Malaka dengan patroli maritim tersebut dilakukan karena padatnya aktivitas di perairan tersebut. Selama 2020, pihaknya mencatat ada 363 kapal perang yang melintas maupun berada di Selat Malaka. Kemudian kapal tanker 62.369 unit, kapal kargo 23.362 unit, kapal penumpang 5.000 unit, kapal tug towing 7.908 kapal.

”Ini membuktikan betapa padatnya Selat Malaka dan Singapura yang berada dihadapan kita,” katanya.

Yayan menambahkan selain keamanan perbatasan negara, pihaknya juga turut memperketat pengawasan di sejumlah pelabuhan tikus. Ia menilai lokasi ini kerap didati aktivitas ilegal, seperti penyelundupan, dan jalur pelintasan Warga Negasa Asing (WNA).

”Ini juga menjadi fokus kita. Jadi kita bersinergi dengan instansi lainnya, tidak mungkin semuanya (aktivitas kapal) dideteksi dengan signal agency,” ungkapnya.

Yayan menjelaskan selama pandemi Covid-19 ini, pihaknya juga melakukan operasi pengawasan orang asing bersama Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam. Kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Kemenkumham nomor 11 tahun 2020.

”Peraturan itu untuk pelarangan sementara WNA yang masuk Indonesia. Tujuannya untuk memutus rantai penularan Covid-19,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam I, Ismoyo operasi itu dilakukan untuk menindak WNA yang menyalahi aturan. Kecuali bagi WNA yang memiliki memiliki izin tinggal terbatas, pemegang izin tinggal diplomatik, izin tinggal dinas, tenaga bantuan medis, pangan dan alasan kemanusiaan, serta awak alat angkutan dan orang asing yang bekerja di wilayah strategis nasional.

”Kita bersama Guskamla juga melakukan pemeriksaan 3 kapal dengan total 30 penumpang WNI, dan 1 penumpang WNMalaysia pemegang izin tinggal terbatas,” tutupnya.(*/jpg)

Update