Jumat, 26 April 2024

Keluarga Haji Permata Lapor Polisi, Polda Kepri akan Panggil Saksi

Berita Terkait

batampos.co.id – Polda Kepri telah menerima laporan keluarga almarhum Haji Jumhan bin Sello alias Haji Permata terkait insiden penembakan yang terjadi di Sungai Bela, Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau yang menewaskan pengusaha asal Batam tersebut. Insiden yang menyebabkan kematian Haji Permata ini, menjadi dasar pelaporan itu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri, Kombes Arie Dharmanto, membenarkan telah menerima laporan dari keluarga almarhum Haji Permata. ”Betul sudah ada laporannya,” kata Arie, Minggu (17/1), seperti dilansir Harian Batam Pos.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri, Kombes Arie Dharmanto. Foto: Fiska Juanda/batampos.co.id

Ia menambahkan, sebagai langkah awal, kepolisian sudah melakukan autopsi terhadap jenazah Haji Permata. Selain itu, mengamankan beberapa barang bukti yang terbawa hingga ke Batam.

Nantinya, kata Arie, polisi akan meminta keterangan beberapa orang saksi di lokasi kejadian. Saat ini, pemeriksaan masih terus berjalan. ”Kami juga akan berkoordinasi dengan Polda Riau, karena lokasinya di Provinsi Riau,” tuturnya.

Ia mengatakan, informasi yang masuk masih simpang siur. Oleh sebab itu, butuh pendalaman lagi informasi dan keterangan dari para saksi. Sejauh ini informasi yang masuk, adanya penegakan hukum dari Bea dan Cukai (BC) yakni masuknya kapal tanpa izin dan dokumen lengkap. ”Makanya kami selidiki dahulu,” ujarnya.

Pihak keluarga Haji Permata menduga ada salah prosedur dalam penanganan dan penangkapan tersebut. Perwakilan keluarga Haji Permata, Masrur Amin, sebelumnya menyebutkan, Haji Permata dibiarkan begitu saja setelah ditembak. Tidak ada upaya membawa ke rumah sakit, hingga menghembuskan napas terakhirnya. ”Dibiarkan aja, dibiarkan,” kata Masrur Amin, Jumat (15/1) lalu.

Masrur mengatakan, saat itu tidak hanya Haji Permata yang ditembak, tapi juga dua orang anggotanya. ”Pasti kami akan tuntut,” tegasnya.

Tak hanya itu, rencananya pada Rabu (20/1) mendatang, pihaknya juga akan mendatangi Kanwil BC di Karimun guna mempertanyakan kematian Haji Permata. Pihak keluarga menilai ada beberapa kejanggalan. Salah satunya, dari keterangan pers yang dikeluarkan pertama dan kedua ada perbedaan oleh Kanwil BC.

Di keterangan pertama, disebutkan Haji Permata melompat ke kapal patroli BC sebagai bentuk perlawanan, namun dirilis kedua, tak ada lagi disebutkan. ”Ada beberapa hal yang akan kami pertanyakan, termasuk siapa dalang di balik penembakan ini,” ujar Masrur.

Baca Juga: Aksi Kejar-Kejaran Bea Cukai dan Kapal Penyelundup Bermuatan 7,2 Juta Batang Rokok

Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Syarif Hidayat, melalui keterangan persnya menjelaskan, aksi pengejaran terhadap kapal penyelundup dilakukan Satgas Patroli Laut Bea Cukai Wilayah Khusus Kepulauan Riau dan Bea Cukai Tembilahan.

Pada Jumat (15/1) lalu, Satgas Patroli Laut Bea Cukai, berdasarkan informasi intelijen, berupaya menghentikan laju empat kapal high speed craft (HSC) bermesin 6×250 PK tanpa nama yang membawa rokok selundupan di perairan Pulau Buluh, Riau. Ada juga satu kapal bermuatan orang banyak.

Syarif Hidayat mengatakan ini bermula dari kecurigaan petugas atas adanya pergerakan empat HSC yang beriringan dan cocok dengan informasi intelijen yang diperoleh. Petugas kemudian sudah melakukan pembuntutan sejak dari perairan Pulau Medang, Lingga. Namun, karena mereka menggunakan mesin dengan kapasitas di atas kelaziman, maka petugas tidak berhasil melakukan pencegatan.

“Sekitar pukul 09.30 WIB, kapal patroli Bea Cukai kembali mengidentifikasi keberadaan HSC yang membawa rokok ilegal di perairan Sungai Bela, Indragiri Hilir dari arah Kuala Lajau. Setelah meyakini, petugas memerintahkan HSC tersebut untuk berhenti namun tidak dipatuhi dan bahkan berusaha untuk menabrak kapal patroli petugas,” jelas Syarif Hidayat.(jpg)

Update