Jumat, 29 Maret 2024

33 Orang Meninggal, Pfizer-BioNTech Selidiki Vaksinasi di Norwegia

Berita Terkait

batampos.co.id – Pfizer dan BioNTech merespons peristiwa meninggalnya 33 lansia di Norwegia yang sempat dikaitkan dengan pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Pihak produsen obat yang juga vaksin Covid-19 itu mengatakan bahwa mereka siap bekerja sama dengan otoritas kesehatan Norwegia untuk menyelidiki peristiwa tersebut.

Sebuah pernyataan dari Pfizer mengatakan bahwa insiden sejauh ini tidak mengkhawatirkan, dan sesuai dengan harapan. “Kami tertuju pada keluarga yang berduka,” kata pihak produsen seperti dilansir dari Mothership, Selasa (19/1).

Pejabat Norwegia mengatakan bahwa otopsi telah dilakukan pada 13 orang yang meninggal dalam waktu singkat setelah menerima dosis pertama vaksin. “16 kematian lainnya saat ini sedang dinilai,” kata Badan Obat Norwegia.

Norwegia menyatakan para lansia yang lemah meninggal setelah inokulasi. Bloomberg melaporkan bahwa 42.000 orang telah menerima suntikan pertama vaksin di negara itu sejauh ini. Norwegia berfokus pada kelompok-kelompok yang dianggap paling berisiko tertular virus, termasuk warga lanjut usia.

Dengan demikian, Badan Obat Norwegia telah menyarankan bahwa vaksin Covid-19 mungkin memiliki risiko tinggi bagi orang tua dan sakit parah. Semua kematian ternyata terkait dengan pasien lanjut usia yang sakit parah.

Badan Obat Norwegia mengatakan bahwa semua kematian sejauh ini terkait dengan orang tua dengan kelainan dasar yang serius. Usia rata-rata dari kelompok yang dilaporkan terpengaruh adalah sekitar 75 tahun.

Otoritas tersebut lebih lanjut menyoroti dalam siaran persnya bahwa studi besar tentang vaksin tidak mencakup pasien dengan penyakit tidak stabil atau akut, dan termasuk beberapa peserta yang berusia di atas 85 tahun.

Norwegia memastikan kematian itu tak ada kaitannya dengan efek vaksin. Otoritas setempat memastikan vaksin itu aman, dan kematian diyakini tidak terkait vaksin.

Mereka yang meninggal memang sakit parah, termasuk beberapa yang merupakan pasien dengan komorbid. Sehingga pernyataan itu menegaskan bahwa hal umum terjadi pada kondisi lansia yang lemah.

“Pada pasien seperti itu (lansia) bahkan efek samping rutin dari vaksin dapat menyebabkan komplikasi serius,” kata Direktur medis dari Badan Obat Norwegia Dr. Steinar Madsen, mengatakan dalam sebuah wawancara. “Namun Covid-19 memiliki risiko yang lebih besar,” ungkap Madsen seperti dilansir New York Times.(jpg)

Update