batampos.co.id – Pemerintah telah memberikan insentif kepada industri otomotif berupa diskon PPnBM mobil baru hingga 0 persen. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan, ada dampak negatif jika industri otomotif tak mendapat insentif.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjabarkan, penjualan mobil baru per tahun rata-rata 1 juta hingga 1,1 juta unit. Namun, di masa pandemi penjualan mobil hanya sekitar 550 ribu. Jadi, stok atau pasokan mobil pun tinggi.
Menurutnya, alasan pemerintah memberikan insentif berupa diskon PPnBM hingga 0 persen diharapkan konsumsi masyarakat meningkat. Sebab, industri ini mempekerjakan tenaga kerja terampil sebanyak 1,5 juta tenaga kerja.
“Karena industri ini mempekerjakan banyak high skill labour yang secara langsung, jumlahnya hampir 1,5 juta,” ujarnya secara virtual, Kamis (25/2).
Bahkan, Lutfi mengungkapkan, jika industri ini tidak diberikan dorongan stimulus mereka akan menutup pabriknya. “Kalau seumpama tidak memberikan insentif dan mempunyai stocking yang banyak, pabrik-pabrik mobil tersebut mereka akan menutup pabriknya,” katanya.
Adanya insentif tersebut, harapannya jika masyarakat memiliki minat membeli mobil sehingga memberikan dampak positif juga pada sektor di sekitarnya. Bahkan, Lutfi menambahkan, dirinya akan bicara dengan pihak terkait untuk memastikan memakai fasilitas produksi di Indonesia dan melakukan ekspor. Terutama, dengan negara yang memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia.
Seperti misalnya Australia yang memiliki sebanyak 1,2 juta konsumsi mobil per tahunnnya. Indonesia sekarang menikmati 0 persen dari pasar tersebut, dengan ditandatanganinya Indonesia-Australia CEPA tersebut kita bisa ekspor mobil ke sana.
“Dan sekarang saya akan bicara prinsipal-prinsipal mobil di Jepang untuk memastikan bahwa pabrik di Indonesia dapat alokasi untuk ekspor ke sana,” pungkasnya.(jpg)