Sabtu, 20 April 2024

Turis Singapura Bisa Masuk Batam dan Bintan Pada 21 April

Berita Terkait

batampos.co.id – Batam dan Bintan akan dibuka untuk wisatawan mancanegara (wisman) asal Singapura, 21 April mendatang. Pembukaan batas negara ini merupakan bentuk kebijakan Safe Travel Corridor (STC) yang digagas Pemerintah Indonesia dan Singapura.

“Saya baru saja selesaikan rapat koordinasi (rakor) untuk STC yang direncanakan Gubernur Kepri dan Wali Kota Batam. Nongsa dan Bintan Lagoi, dua zona yang sudah siap menerima wisman,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, di Batam View Beach Resort, Nongsa, Batam, usai rakor dengan pemangku kepentingan pariwisata membahas mengenai rencana STC, Sabtu (20/3/2021), seperti yang diberitakan Harian Batam Pos.

Sandiaga mengatakan, pemangku kepentingan yang terlibat dalam STC, 21 April nanti, harus bergerak cepat untuk mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menyambut wisman asal negeri jiran tersebut.

“Terutama juga dari segi pengetatan kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Kemudian, penerapan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak) dan melakukan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) dan vaksinasi,” sebutnya di depan pers.

Pemerintah pusat, kata Sandi, menaruh perhatian terhadap kondisi pariwisata di Kepri yang terpuruk selama setahun terakhir ini karena pandemi.

“STC ini nanti bukan hanya menyentuh kalangan ekonomi atas, tapi juga beri kegiatan kepada masyarakat secara keseluruhan, seperti pariwisata berbasis masyarakat dan kampung tua, yang nanti akan disentuh program vaksinasi,” jelasnya.

Pemilihan Nongsa di Batam dan Lagoi di Bintan, bukan tanpa alasan. Pemerintah pusat menilai dua wilayah ini masuk dalam
zona hijau Covid-19.

“Arahan dari Presiden, pariwisata Indonesia buka di Juni dan Juli nanti. Khusus untuk Batam, Bintan, dan Bali sudah siap karena angka Covid terus dijaga dan terkendali, maka dibuka April ini,” paparnya.

Pengusaha ternama ini juga mengatakan bahwa kegiatan wisman akan sangat dibatasi di Nongsa dan Lagoi saja. Wisman tidak boleh keluar dari dua zona tersebut.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, dan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, berbincang dengan pelaku wisata di Batam View beach Resort, Nongsa,
Batam saat vaksinasi bagi pelaku wisata di Nongsa dan Lagoi, Sabtu (20/3) lalu. Foto: Iman Wachyudi/Batam Pos

“Mereka gerak di zona-zona yang telah ditentukan. Wisman
hanya berkegiatan di zona itu,” tuturnya.

Berikutnya, ia menerangkan bahwa tes swab akan dilakukan saat keberangkatan dan kedatangan. Kemudian ada tes GeNose. Lalu, akan ada juga aplikasi yang akan melacak mobilitas wisman di Nongsa dan Lagoi.

Sebelum STC benar-benar dibuka, pemerintah menggenjot vaksinasi bagi pelaku wisata di Nongsa dan Lagoi. Ada 1.500 di Nongsa dan 2.000 di Lagoi.

“Targetnya 30 ribu vaksinasi dilakukan sebelum April, dimana STC dimulai,” ungkapnya.

“Selain itu, meski sudah vaksin, tetap harus rapid test antigen. Vaksinasi hanya merupakan satu dari sekian pilar atasi Covid-19. Jadi walau sudah vaksin, bukan berarti telah menjadi Superman atau Wonder Woman. Tetap 3T dan 3M, evaluasi jalan terus,”
ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, bersyukur Batam (Nongsa) dan Bintan (Lagoi) ditunjuk sebagai pilot project STC.

Dijelaskan Rudi, ada tiga keunggulan Nongsa untuk menjadi daya tarik wisman. Pertama wisata golf, resort dan juga kampung tua. Sehingga diharapkan bisa menjadi pilihan wisatawan untuk datang ke Batam.

Namun, Rudi berpesan kepada seluruh pengelola kawasan pariwisata di Nongsa untuk benar-benar menerapkan standar oprasional prosedur (SOP).

Sebab, hal ini menjadi bagian yang sangat penting dan wajib dilaksanakan.

“Karena kalau sampai ada satu saja kasus, maka ini akan ditutup kembali. Karena itu siapapun yang datang SOP harus dilaksanakan, termasuk saya sendiri,” katanya.

Kebijakan pembukaan pariwisata mancanegara ini diharapkan tidak hanya menguntungkan pelaku usaha yang besar, tapi juga harus sampai kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

”Sekarang pelaku usaha kita masih kesulitan. Kalau semua sudah dibuka diharapkan ekonomi kembali normal, dan mereka yang terdampak usahanya bisa kembali hidup,” jelasnya.(jpg)

Update