Sabtu, 30 November 2024

Banjir Bandang di Flores Timur, 41 Orang Meninggal dan 27 Hilang

Berita Terkait

batampos.co.id – Banjir bandang melanda Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA dini hari. Sebanyak 27 warga Kabupaten Flores Timur dilaporkan masih hilang. Bencana alam ini juga mengakibatkan 41 orang meninggal dunia dan sembilan orang lainnya luka-luka.

“BPBD setempat melaporkan data sementara yang menyebutkan 41 warga meninggal dunia, 9 luka-luka dan 27 hilang. BPBD terus melakukan pendataan dan memverifikasi data lapangan untuk pemutakhiran selanjutnya,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Senin (5/4).

Raditya mengungkapkan, banjir bandang yang terjadi di Flores Timur, NTT berdampak pada sejumlah wilayah antara lain Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.

Dia menyampaikan, peristiwa itu juga memakan korban jiwa di setiap kecamatan. Korban di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng yakni 35 warga meninggal dunia, lima luka-luka, 19 hilang, dan sembilan KK atau 20 jiwa terdampak. Sementara itu di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, terdapat tiga warga meninggal dunia, empat terluka, dan tujuh warga masih hilang.

“Desa Oyang Barang, Kecamatan Wotan Ulumado, sebanyak tiga warga meninggal dunia, satu orang lainnya hilang, sedangkan 40 KK terdampak,” ujar Raditya.

Selain jatuhnya korban jiwa, peristiwa alam ini juga berakibat pada putusnya lima jembatan dan puluhan rumah warga tertimbun lumpur, seperti di Desa Nelelamadike. Serta puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat.

Selain di Kabupaten Flores Timur, banjir juga terjadi di Kabupaten Malaka, NTT pada Minggu (4/4), pukul 08.00 WITA. Diduga banjir dipicu oleh hujan intensitas tinggi hingga debit air Sungai Benenai meluap.

Banjir di Kabupaten Malaka ini berdampak di Kecamatan Malaka Tengah (Desa Naimana, Fahiluka, Kawalu, Railor, Bereliku), Kecamatan Malaka Barat (Desa Motaain, Oan Mane, Sukun, Fafoe, Lasaen, Umatoos, Rabasa, Rabasa Haerain, Loofoun, Maktihan, Naas, Motaulun), Kecamatan Weliman (Desa Forekmodok, Lamudur, Wederok dan Kleseleon), Kecamatan Wewiku (Desa Halibasar) dan Kecamatan Kobalima (Desa Lalekun Barat).

“Dampak banjir berupa ratusan rumah terendam dengan ketinggian air hingga 1,5 meter. Banjir mengakibatkan jembatan penghubung kantor BPBD dengan ibukota Kabupaten Malaka terputus,” ungkap Raditya.

Raditya memastikan, TRC BPBD Kabupaten Malaka telah turun ke lokasi untuk melakukan pendataan, serta berkoordinasi dengan instansi terkait, bersama tim gabungan melakukan evakuasi. “Di samping itu, BPBD menggerakkan tangki air dan tangki pemerintah kecamatan untuk pelayanan air bersih,” pungkas Raditya.(jpg)

Update