Jumat, 29 Maret 2024

Ayam Ras, Beras, dan Cabai Picu Inflasi di Kota Batam

Berita Terkait

batampos.co.id – Laju inflasi diperkirakan akan meningkat sebelum bulan Ramadan tiba, sepekan lagi.

Kenaikan inflasi disebabkan meningkatnya mobilitas masyarakat dan potensi kenaikan harga pangan dan permintaan menjelang
bulan suci tersebut.

Peningkatan laju inflasi sudah mulai terlihat sejak Januari lalu. Saat itu, Batam mencatatkan inflasi sebesar 0,68 persen month to month (mtm).

”Adapun komoditas utama penyumbang inflasi yakni daging ayam ras, cabai rawit, dan beras,” kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Musni Hardi, Selasa (6/4/2021) seperti yang diebritakan Harian Batam Pos.

Peningkatan harga cabai merah di Batam sejalan dengan penurunan pasokan akibat terganggunya panen di sentra produsen.

Ilustrasi. Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Musni Hardi, menyebutkan ayam ras menjadi salah satu pemicu inflasi di Kota Batam. Foto: Dalil Harahap/batampos.co.id

Sementara itu, kenaikan harga daging ayam didorong oleh kenaikan harga pakan dan berkurangnya pasokan.

”Lalu, kenaikan harga beras di Batam didorong oleh peningkatan harga beras kualitas medium akibat kenaikan harga gabah di tingkat penggilingan,” paparnya.

Adapun upaya BI Perwakilan Kepri lewat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mengendalikan inflasi menjelang bulan Ramadan, yakni melakukan upaya mitigasi risiko inflasi bahan makanan yang dipengaruhi gangguan cuaca akibat fenomena La
Nina yang berlangsung hingga Februari lalu dan kenaikan harga menjelang Ramadan dan Lebaran sesuai dengan historisnya.

”Upaya TPID antara lain mendorong ketersediaan anggaran yang memadai untuk mendukung implementasi kerja sama antar daerah (KAD), atau program stabilisasi harga salah satunya dengan pembelian komoditas strategis ke sentra produksi terdekat,” paparnya.

Kemudian menjaga ketersediaan pasokan. Caranya yakni mendorong pemasaran secara online dan pembayaran non-tunai. Contohnya dengan mengoptimalkan penggunaan transaksi dengan QRIS (QR Code Indonesian Standard) di pasar tradisional.

”Selanjutnya, optimalisasi bantuan sarana produksi seperti benih, pupuk, dan alsintan. Ini untuk meningkatkan komoditas pangan potensial sesuai kebutuhan dan peningkatan kapasitas SDM (sumber daya manusia) dan akses pembiayaan,” ungkapnya.

TPID juga akan mendorong akselerasi belanja pemerintah daerah untuk mendukung program budidaya tanaman pangan, sehingga memungkinkan hasilnya dipanen saat bulan puasa dan Idulfitri.(jpg)

Update