Rabu, 24 April 2024

Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Lebih Rendah dari Angka Global

Berita Terkait

batampos.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap kabar baik terkait upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Data terbaru menunjukan jika kasus aktif di Indonesia perlahan mulai turun.

“Hasilnya terlihat nyata pada data per 4 April 2021 yang menunjukkan tren persentase kasus aktif Covid-19 di Indonesia (7,61 persen) yang lebih rendah dibandingkan global (17,29 persen),” kata Airlangga dalam sambutannya di acara Rakernis Bareskrim Polri 2021, Rabu (7/4).

Sementara itu, persentase kesembuhan di Indonesia berkisar 89,68 persen sedangkan presentase global 80,53 persen. Selain itu, Indonesia telah melaksanakan vaksinasi sebanyak 12,6 juta dosis. Angka tersebut merupakan peringkat kedelapan global.

Atas dasar itu, Airlangga meminta Polri dan TNI terus ikut serta menyukseskan PPKM Mikro yang tengah dijalankan oleh pemerintah. Dengan begitu, angka penularan Covid-19 diharapkan bisa semakin turun.

Lebih lanjut, Ketua Umun Partai Golkar itu mengatakan, kondisi berbagai indikator perekonomian di Indonesia saat ini kurvanya menyerupai v-shape yang berarti pemulihan terus terjadi. Indikator yang dimaksud di antaranya angka Purchase Managers Index (PMI) Markit Indonesia, dan penjualan kendaraan bermotor.

Pemulihan ekonomi nasional ini didorong oleh kelanjutan program PEN yang ditingkatkan anggarannya sebesar 21 persen. Ditambag pula oleh penerapan UU Cipta Kerja melalui penyelesaian 51 aturan pelaksanaan, percepatan vaksinasi dan perluasan PPKM Mikro.

Upaya lain dari Pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional adalah dengan sinergi kebijakan stimulus sektor properti dan otomotif, relaksasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menyangga UMKM, program Kartu Prakerja Nasional, penurunan tarif PPh Badan, dan pembentukan Indonesia Investment Authority.

“Jalur perekonomian kedepan basisnya adalah transformasi atau reform struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Sebelum periode Presiden Bapak Jokowi, Indonesia terlalu nyaman dengan harga komoditas yang tinggi sehingga seolah-olah Indonesia berhenti berjalan dan tidak membangun infrastruktur baru,” pungkas Airlangga.(jpg)

Update