batampos.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendeteksi varian baru B1525 di Batam. Varian baru virus ini awalnya ditemukan di Inggris dan Nigeria dan telah beredar di 40 negara. Varian baru ini membawa mutasi E484K.
”Iya, ada satu kasus membawa B1525 ditemukan di Batam dari hasil pemeriksaan Februari 2021,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Rabu (14/4). Nadia mengungkap kan, varian baru ini merupakan kasus impor, namun belum ditemukan adanya penularan di komunitas.
Ia juga mengatakan, varian B1525 termasuk varian yang perlu mendapat perhatian serius, meski belum cukup bukti bahwa varian itu bisa memengaruhi penyakit Covid-19.
Nadia juga menyebutkan, varian baru yang sebelumnya sudah terdeteksi di Indonesia adalah B117 juga dari Inggris. Hingga saat ini, ada 10 kasus B117 di Indonesia. ”Kalau kita lihat pemeriksaan genom Indonesia sebenarnya sudah 0,06 persen dari total kasus. Nah, jumlah ini sudah di atas standar minimal,” ujar Nadia.
Baca Juga: Virus Corona Varian Baru Ditemukan di Batam
Sekadar diketahui, varian B1525 muncul di Inggris dan Nigeria pada Desember 2020. Varian ini kemudian menyebar di 40 negara, tak terkecuali negara-negara di Asia Tenggara. Malaysia misalnya, otoritas kesehatan negara itu menemukan varian ini dari dua orang yang pernah melakukan perjalanan di Dubai, Uni Emirat Arab, awal Maret 2021.
Meski varian baru ini masih dalam tahap penelitian dampak dan kecepatan penularan dan kaitannya dengan antibodi, namun harus tetap diwaspadai karena dikhawatirkan menurunkan efektivitas vaksin, karena membawa mutasi E484K, mutasi Q677H, dan F888L, serta beberapa mutasi lainnya yang membuatnya menyerupai B117.
Sekadar diketahui juga, mutasi E484K sudah diidentifikasi peneliti sebagai bentuk adaptasi evolutif virus penyebab Covid 19 ini, untuk menyiasati antibodi, sehingga dikhawatirkan bisa menurunkan efektivitas vaksin.
Varian baru juga patut diwaspadai adalah B1351 dari Afrika Selatan dan P1 dari Brasil. Dua varian baru ini juga ditemukan peneliti membawa E484K yang terbukti bisa menurunkan efektivitas vaksin.
Karakteristik varian baru SARS-CoV-2 (virus penyebab Covid-19), munculnya sejumlah mutasi yang memengaruhi sifat atau karakter virus tersebut. Akibatnya, virus ini bisa lebih menular, bisa mempercepat keparahan pasien yang terserang, juga bisa menyiasati antibodi. (jpg)