Jumat, 29 Maret 2024

Nekat Mudik, Sekeluarga Jalan Kaki 295,5 Kilometer

Berita Terkait

batampos.co.id – Di Google Maps, jarak Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Jateng), ke Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), tertulis 295,5 kilometer. Jarak itu bisa ditempuh dalam 6 jam 32 menit lewat jalan nasional. Tentu dengan catatan: menempuhnya dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kalau jalan kaki?.

Apalagi sambil membawa dua anak kecil? Ya, bisa dibayangkan sendiri jauh dan beratnya jarak antardua kecamatan di dua provinsi berbeda tersebut.

Itulah yang dilakoni Dani beserta istri dan kedua anaknya yang baru berusia 1 tahun dan 3 tahun. Kemarin (7/5) mereka sampai di Ciamis, Jabar, setelah lima hari menempuh perjalanan dari Gombong dengan tujuan akhir Soreang.

Dani beserta istri dan kedua anaknya saat beristirahat di SPBU Cisaga, Ciamis, kemarin. Diar Gombong Kebumen, mereka menuju Soreang, Kabupaten Bandung. (BPBD BANJAR)

Mereka berangkat pada Minggu (2/5) selepas asar, terus berjalan sampai sekitar pukul 20.00 sebelum beristirahat di masjid atau pom bensin. Sehabis subuh, mereka berjalan kaki lagi sampai sekitar pukul 10.00. Saat hari mulai panas, mereka mengaso. Dan, mulai berjalan lagi sehabis asar.

Dede Haris, anggota BPBD Kota Banjar, menemukan mereka sedang duduk di atas trotoar di perbatasan Jabar–Jateng kemarin pukul 01.00. Kepada Radar Tasikmalaya, Dede menyatakan bahwa saat itu dirinya bersama rekannya piket di pos terpadu penyekatan perbatasan.

”Awalnya dikira pemudik turun dari bus. Namun, saat ditanya, ternyata mereka bilang berjalan kaki dari Gombong selama lima hari,” ungkapnya.

Mereka membawa tas gendong yang cukup besar. Dede mengajak mereka ke sebuah warung untuk melepas lapar dan haus. Namun, mereka menolak, hanya ingin sedikit istirahat.

Dani, kata Dede, bekerja sebagai tukang jahit di Gombong. ”Saat ditanya, mereka mau pulang ke Soreang, Kabupaten Bandung, karena di Gombong tidak ada uang lagi habis bayar utang dan biaya hidup. Hanya bawa bekal Rp 100 ribu lebih, tapi sudah habis saat di perjalanan,” jelasnya.

Sekitar pukul 03.00, Dede mengantar mereka ke SPBU Cisaga, Kabupaten Ciamis, untuk istirahat di sana. ”Namun, saat saya tinggal sejenak dan kembali lagi ke SPBU sekitar pukul 04.00, mereka sudah tidak ada di tempat semula,” katanya.

Dia sempat berkoordinasi dengan anggota BPBD di Ciamis. Namun, saat ditelusuri dari Cisaga sampai Karangkamulyan hingga tanjakan, ternyata mereka tidak terlihat.

Selain keluarga Dani, Silvi sekeluarga yang berjumlah sembilan orang juga harus melanjutkan mudik mereka ke Ciawi, Tasikmalaya, dari Bandung dengan jalan kaki.

Awalnya, mereka berangkat pada Kamis sore (6/5) dari Bandung dengan menaiki mobil. Namun, saat hendak memasuki Tasikmalaya, kendaraan mereka diperiksa aparat gabungan di Pos Penyekatan Pemudik Letter U Gentong, Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.

”Kami tak bisa memperlihatkan berkas-berkas syarat mudik. Jadi, mobil kami disuruh putar balik di Gentong,” ucap Silvi kepada Radar Tasikmalaya.

Akhirnya, Silvi dan keluarga terpaksa turun di Gentong. Namun, dia tak kehilangan akal. Saking tekadnya kuat ingin berlebaran di kampung halaman, akhirnya dia dan rombongan keluarga nekat jalan kaki ke Ciawi.

”Ya, sudah mobil mah uih deui ka Bandung. Abdi mah maksa weh ieu jalan kaki kang. Wios lah nu penting dugi ka bumi mamah. (Mobil kembali lagi ke Bandung. Saya terpaksa jalan kaki. Yang penting, sampai ke rumah ibu),” jelasnya.

Tidak sejauh yang harus ditempuh Dani beserta istri dan kedua anaknya memang. Tapi, tetap saja berjalan kaki 15 kilometer sangat menguras tenaga.(jpg)

Update