Jumat, 19 April 2024

Mereka Diadang Polisi Israel saat Hendak Iktikaf di Masjidilaqsa

Berita Terkait

Aparat Israel bentrok dengan demonstran Palestina di kompleks Masjidilaqsa Jerusalem (7/5). (AHMAD GHARRABLI/AFP)

batampos.co.id – ”Diam bukanlah pilihan.” Kalimat itu diucapkan oleh Adnan, warga Palestina di Jerusalem Timur. Suara Adnan tersebut menggemakan kegelisahan para kompatriotnya.

Sudah bertahun-tahun pemukim Israel berusaha menjarah tanah mereka, termasuk menguasai Jerusalem Timur yang digadang sebagai ibu kota negara Palestina suatu hari nanti.

”Kami sekarang di sini, di jalan, untuk menegaskan bahwa kami tidak akan pergi,” ujar pemuda 20-an tahun itu kepada Agence France-Presse.

Beberapa hari terakhir bentrok terjadi di wilayah Jerusalem Timur. Jumat (7/5) lebih dari 200 penduduk Palestina dan 17 polisi Israel terluka karena bentrok di dekat Masjidilaqsa. Bentrok kembali terulang di hari berikutnya yang membuat 90 warga Palestina luka-luka. Polisi menembakkan granat kejut, peluru karet, dan water cannon kepada demonstran yang hanya bersenjata batu.

Sejak pagi polisi menghentikan bus yang membawa warga Palestina menuju Masjidilaqsa untuk iktikaf. Sebagian penumpang ditangkapi karena diduga terlibat dalam aksi sehari sebelumnya. Bentrok kembali terjadi di Gerbang Damaskus saat ribuan umat Islam Palestina iktikaf.

Dalam beberapa video amatir yang diunggah di berbagai media sosial, polisi Israel tampak tidak ragu menembakkan granat kejut kepada sekelompok perempuan dan anak-anak Palestina di lokasi. ”Mereka tidak ingin kami beribadah. Ada bentrok dan masalah setiap hari,” ujar Mahmoud al-Marbua, salah seorang warga Palestina.

Kemarin (9/5) bentrok juga terjadi sejak subuh meski situasinya tidak sepanas Jumat. Di tengah situasi yang memanas, pemerintah Israel justru mengizinkan parade bendera tahunan Hari Jerusalem digelar. Itu adalah perayaan reunifikasi Jerusalem dan kendali Israel atas Kota Tua setelah Perang Enam 1967.

Ribuan penduduk bakal berjalan sambil mengibarkan bendera. Sebaliknya, bagi penduduk Palestina, itu justru hari di mana mereka terusir dari tanahnya sendiri.

Parade yang dimulai hari ini (10/5) itu akan melewati berbagai kota. Termasuk melewati Kota Tua Jerusalem, bagian dari Jerusalem Timur. Di kota tua itulah Masjidilaqsa berdiri. Area tersebut dikuasai oleh Israel dalam perang pada 1967.

Baik PBB maupun negara-negara lain tidak menyetujui klaim sepihak Israel. Namun, mereka tutup mata ketika negeri Yahudi tersebut terus mencaplok tanah Palestina. Khusus pengelolaan Masjidilaqsa masih ada di tangan Jordania.

Mantan pejabat senior di pertahanan Israel Amos Gilad meminta agar parade tersebut dibatalkan saja. Atau, jika memungkinkan, lokasinya dipindahkan untuk menjauhi Gerbang Damaskus di Kota Tua Jerusalem. Situasinya sedang panas dan bisa meledak kapan saja.

AS, Rusia, Uni Eropa, dan PBB menyatakan keprihatinannya akan situasi di Jerusalem Timur. Sementara Jornadia mengecam dengan keras tindakan tentara khusus Israel dan polisi yang menyerang penduduk Palestina serta jamaah yang beribadah di Masjidilaqsa. Jordania menyebut tindakan Israel barbar.

Terpisah, kemarin Paus Fransiskus juga berdoa agar bentrok di wilayah pendudukan Jerusalem Timur bisa berakhir. ”Kekerasan hanya menghasilkan kekerasan. Mari kita hentikan bentrokan ini,” ujar Paus Fransiskus.

Bentrokan baru-baru ini dipicu oleh ancaman pengusiran yang menguat pada penduduk Palestina di Distrik Shaikh Jarrah, Jerusalem Timur. Negara-negara Liga Arab meminta agar ada intervensi komunitas internasional supaya pengusiran paksa bisa dicegah.

Respons dari Indonesia

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam terhadap kekerasan yang terjadi di kompleks Masjidilaqsa. Menurut dia, tindakan kekerasan polisi Israel terhadap warga Palestina, khususnya umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa, adalah perbuatan yang sangat keji.

”Umat Islam di sana sedang menggelar salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa. Mereka menyambut Lailatul Qadar. Malam paling suci di bulan Ramadan,” kata Zainut kemarin (9/5).

Dia berharap para warga Palestina dapat sabar dan kuat menerima ujian yang sekarang ini. ”Bangsa Indonesia selalu berdiri di belakang perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh hak sebagai negara dan bangsa yang merdeka dan berdaulat,” tuturnya.

Sementara itu, PP Muhammadiyah mengutuk keras sikap dan tindakan tentara Israel yang menembaki jamaah yang sedang menyelenggarakan salat Tarawih di Masjidilaqsa. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menilai, tindakan Israel tidak bisa diterima dengan alasan apa pun. (jpg)

Update