Kamis, 25 April 2024

BI Kepri Musnahkan Rp0,31 Triliun Uang Tidak Layak Edar

Berita Terkait

batampos.co.id – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kepri memusnahkan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) Rp0,31 triliun selama Januari hingga April 2021.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Musni Hardi K Atmaja, mengatakan, UTLE yang dimusnahkan tersebut berasal dari setoran bank maupun penukaran uang dari masyarakat yang akan ditukarkan dengan Uang Layak Edar (ULE).

“Dalam rangka untuk menyediakan ULE di masyarakat, selama 2021 (Januari-April,red) KPwBI Kepri telah memusnahkan UTLE dengan jumlah sebesar Rp0,31 triliun,” jelasnya, baru-baru ini.

Ia menjelaskan, sejalan dengan kebutuhan uang kartal yang meningkat pada Ramadhan/Idul Fitri Tahun 2021, pihaknya juga terus berupaya melakukan sosialisasi Cinta, Bangga, Paham rupiah.

Ilustrasi

Yaitu memahami cara merawat rupiah, memiliki kebanggaan Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan memahami peran Rupiah dalam perekonomian Indonesia.

“Lebih lanjut, perwujudannya ada dalam 3 cinta rupiah, pertama mengenali ciri keaslian rupiah diantaranya melalui 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang),” tuturnya.

Kemudia yang kedua yakni merawat dengan menghindari 5 Jangan. Yaitu, jangan dilipat, dicoret, distraples, diremas, dan dibasahi.

Cara ketiga yakni menjaga dan menanggulangi dari kejahatan uang palsu dengan mengenali ciri keaslian dan unsur pengaman Rupiah.

“Perwujudan 3 bangga rupiah ini sebagai simbol kedaulatan negara Indonesia dengan bangga menggunakan rupiah dalam setiap transaksi dan menjadikannya wujud Bela Negara tanpa senjata,” tuturnya.

Kemudian sebagai alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan di Indonesia. Serta menjadi identitas dan karakteristik bangsa yang menjadi alat pemersatu bangsa (One Nation One Currency).

“Sementara, perwujudan 3 Paham rupiah mencakup pemahaman terhadap penggunaan rupiah dalam bertransaksi, berbelanja dan berhemat,” katanya.

Pemahaman tersebut kata dia, antara lain dapat diwujudkan dalam perilaku bijak membelanjakan rupiah dengan memilih produk dalam negeri dibanding barang impor.

Hal tersebut lanjutnya memiliki peran penting dalam rangka mendukung kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

Sekaligus mendorong pemulihan ekonomi nasional melalui penyerapan produk dalam negeri seperti hasil produksi UMKM.

“Bank Indonesia bersama pemerintah terus mengajak masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia,” ujarnya.(esa)

Update