Jumat, 19 April 2024

Pintu Masuk Wisatawan Mancanegara ke Batam Dibuka Agustus

Berita Terkait

Warga Antre Beli Gas Melon

Penerimaan Pajak April Lebihi Target

batampos.co.id – Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Burhalimar, mengaku optimistis pintu bagi wisatawan mancanegara (wisman) ke Kepri tetap akan dibuka.

Meski sudah beberapa kali penundaan, rencana travel buble Singapura-Batam diperkirakan bakal dibuka Agustus mendatang.

“Mau pesimistis tak mungkin, makanya optimistis saja. Rencananya bulan Agustus nanti, semoga kondisi pandemi ini
bisa segera pulih,” kata Buralimar, seperti yang diberitakan Harian Batam Pos, edisi, Senin (24/5/2021).

Menurut dia, harus ada kerja sama yang baik semua pihak, terutama masyarakat dalam meminimalisir penyebaran Covid-19. Sehingga, angka positif Covid-19 bisa terus menurun.

“Dari pihak Singapura memang ada syarat khusus. Mereka juga melihat angka positif Covid-19 di Batam luar biasa, makanya rencana itu beberapa kali ditunda,” terangnya.

Ilustrasi. Wisatawan asal Singapura berfoto bersama dengan latar belakang landmark Welcome To Batam. Foto diambil sebelum pandemi Covid-19. Foto: Dalil Harahap/ batampos.co.id

Dikatakannya, pandemi Covid-19 menjadi pukulan yang luar biasa untuk dunia pariwisata. Terutama, sektor perhotelan yang sebagian di antaranya gulung tikar hingga berujung pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada karyawannya.

Hal itu tak dapat dihindari, karena selama ini hotel-hotel di Batam mengandalkan wisman yang menginap sebagai pendapatan utama.

Setelah pintu wisman tertutup, multiplier effect yang dirasakan sektor pariwisata sangat terasa.

Seperti, kunjungan wisman Kepri di tahun 2019 yang mencapai 2,6 juta kunjungan, dan satu orang wisman bisa menghabiskan Rp 3 juta.

“Sejak Covid-19 ini, sudah 35 hotel tutup dan berganti manajemen. Yang kami khawatirkan ini bisa bertambah, karena itu harus ada langkah cepat agar ini tak bertambah. Jadi, memang dampak pendapatan pariwisata turun 85 persen,”
imbuh Buralimar.

Masih kata dia, hampir seluruh hotel merumahkan karyawannya. Bahkan, ada yang menggaji karyawannya sebesar 50
persen karena sistem kerja yang hanya 15 hari.

Bahkan, ada yang dirumahkan dengan gaji maksimal hanya 30 persen.

“Itu salah satu cara hotel bertahan di tengah pandemi, karena memang pendapatan mereka terjun bebas,” ujarnya.(jpg)

Update