Rabu, 8 Januari 2025

Warga Batam, Silahkan Makan di Tempat, Tapi….

Berita Terkait

batampos.co.id – Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, akan mengambil tindakan tegas bagi pelaku usaha yang masih bandel dan melanggar aturan kapasitas tempat makan dan imbauan untuk layanan takeaway atau bungkus.

Ia mengungkapkan, pihaknya melarang adanya kegiatan keramaian. Untuk tempat makan, memang masih bisa makan di tempat dengan kapasitas hanya 50 persen.

Selain itu pengunjung diminta untuk tidak berlama-lama di tempat makan, kafe atau lainnya, guna mencegah terjadinya
keramaian.

”Untuk ASN (Aparatur Sipil Negara) di Pemko dan pegawai di BP, saya tegaskan sekali soal ini. Silakan makan, tapi jangan berlama-lama. Selesai makan langsung pergi saja. Karena kalau ngomong lagi di sana, pasti lepas masker dan tak ada jarak. Ini yang kami tidak mau. Jadi, tolong bantu pemerintah dalam atasi soal Covid-19 ini,” bebernya, seperti yang diberitakan Harian Batam Pos edisi Selasa (25/5/2021).

Masyarakat juga diminta untuk menggunakan layanan pesan antar atau makanannya dibungkus dan dibawa pulang. Hal ini bisa menekan terjadinya keramaian di tempat makan. Sehingga, penyebaran bisa ditekan.

Tim Gugus Tugas Covid-19 memberikan peringatan tertulis kepada salah satu pelaku usaha di Kota Batam yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Foto: Pemko Batam untuk batampos.co.id

”Kita kan tidak tahu mana yang sudah terpapar atau tidak. Lebih aman untuk kita semua saling jaga diri dan melindungi diri. Salah satunya dengan tidak berlama-lama di luar rumah,” sebutnya.

Pihaknya mengambil kebijakan ini karena perkembangan kasus yang tidak bisa dihentikan. Keramaian selama ini banyak ditemui di tempat makan, jadi perlu tindakan tegas.

Menurutnya, meskipun ada pembatasan dan saran untuk tidak makan ditempat, usaha tetap bisa berjalan.

”Kalau bandel akan ada penutupan. Takeaway tetap bisa, ada penjualan bagi pelaku usaha. Jadi masyarakat kami
imbau untuk mendukung kebijakan ini. Kalau masih bandel akan kami tindak tegas,” tambah Rudi.

Menurutnya, jika kasus ini tidak selesai, maka pemulihan ekonomi juga akan melambat. Akibatnya makin banyak pengangguran dan usaha yang tutup.

Salah satu contoh adalah Singapura, bahkan beberapa waktu lalu ingin buka pintu masuk, namun karena adanya penyebaran yang cukup masif, mereka lockdown.

”Kita tidak lockdown, namun kalau tak kelar-kelar (kasus Covid-19), pening juga. Daerah lain juga tak mau masuk
kalau kasus kita tinggi. Maka ini PR kita bersama, agar persoalan ini cepat selesai,” ungkapnya.

Rudi mengimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilisasi, dan menghindari kerumunan.

”Tetap disiplin itu yang penting. Tim akan turun terus, semua dikerahkan untuk menekan penyebaran,” ujar Rudi.(jpg)

Update