Sabtu, 20 April 2024

Pasien Keluhkan Hasil PCR Keluar 10 Hari Kemudian

Berita Terkait

batampos.co.id – Pasien Covid-19 di Tanjungpinang kembali mengeluhkan hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dinilai cukup lama, bahkan hingga 10 hari pasien baru menerima informasi dinyatakan positif terpapar virus corona.

Salah seorang warga Batu 6, Ody pasien yang kini dinyatakan sembuh menceritakan dirinya harus menunggu hingga 10 hari hasil PCR yang ternyata positif.

”Saya tes PCR pertama tanggal 22 Mei, baru dikabari 31 Mei kemarin. Sangat lama karena kata petugas awalnya cuma 5 hari, ternyata 10 hari,” kata Ody kepada Harian Batam Pos, Selasa (8/6).

Walaupun menunggu hasil sampai 10 hari. Ody mengaku sudah menjalani isolasi mandiri sejak dinyatakan positif berdasarkan pemeriksaan rapid test antigen, sehingga saat diketahui hasil PCR juga positif tidak ada orang yang harus di tracking oleh petugas.

”Membantu pemerintah juga dan tenaga kesehatan dalam mempercepat dan mengurangi tracking pada orang yang kontak erat,” jelasnya.

Namun yang dikhawatirkan bagi pasien lain yang juga positif, tapi karena harus menunggu lama yang bersangkutan tidak menjalani isolasi mandiri sehingga saat dinyatakan positif akan banyak warga yang harus di-tracking. Hal ini akan membuat petugas bekerja lebih ekstra keras.

”Intinya kalau mau cepat berakhir pandemi ini, hasil nPCR juga harus cepat diketahui,” tuturnya.

Sementara itu, hal berbeda disampaikan anak salah seorang pasien Covid-19 warga Batu 7, Sayful mengaku pelayanan di RSUD Provinsi Kepri jauh lebih baik, bahkan hasil PCR orangtuanya keluar dalam waktu yang cepat tidak sampai satu hari.

”Di RSUD Raja Ahmad Tabib cepat, tidak sampai satu hari,” tuturnya

Menanggapi keluhan masyarakat itu, Anggota Komisi II DPRD Tanjungpinang, Rina Febriani sangat menyayangkan jika penanganan Covid-19 di Tanjungpinang masih lambat, sebab pandemi juga sudah berjalan satu tahun lebih seharusnya Pemko Tanjungpinang bisa maksimal dalam penanganan kasus termasuk penyediaan alat.

”Sangat disayangkan sekali kenapa bisa terjadi seperti ini, kita belum tahu pasti permasalahannya apa,” ujar Rina.

Bahkan kata Rina, Pemko Tanjungpinang tahun kedua pandemi kembali mengadakan refocusing anggaran walaupun jumlahnya tidak diketahui anggota dewan.

”Sangat disayangkan juga jika kita masih harus mengandalkan Batam untuk uji hasil PCR, kita tidak tahu alasan Pemko Tanjungpinang kenapa,” ucapnya.

Seharusnya, katanya lagi, Pemko Tanjungpinang bisa maksimal menyediakan alat uji PCR karena kasus Covid-19 masih tinggi sehingga masyarakat tidak harus menunggu lama. ”Dewan juga mendorong percepatan ini, kami bekerja juga untuk masyarakat,” tambahnya.(*/jpg)

Update