Sabtu, 20 April 2024

Mengenal Bernard Wibowo, Digital Branding Konsultan asal Batam

Berita Terkait

Bernard Wibowo

Influencer, selebgram, dan content creator bermunculan di Batam sejak beberapa tahun terakhir. Namun tidak banyak yang naik level menjadi digital branding consultant. Salah satunya yang kini berkecimpung sebagai digital branding consultant adalah Bernard Wibowo.

Bernard Wibowo membuka ponselnya lalu menunjukkan salah satu akun Instagram miliknya, Kamis (17/6) lalu. Bernard memiliki dua akun Instagram. Dalam akun tersebut bertebaran foto-foto tentang kegiatan sehari-hari, kuliner, dan konten giveaway. Akun pribadi itu diberi nama sesuai nama dan marganya, yakni @bernard_huangg.

Ia membuat akun tersebut agar ia dikenal secara pribadi dan sebagai digital branding consultant. Sementara satu akun lainnya ia buat khusus dengan nama @deliciousbatam. Isinya postingan kuliner dan rekomendasi makanan di Batam. Dalam akun ini ia ingin menunjukkan dirinya sebagai influencer dan food reviewer.

“Dua akun Instagram saya ini saling berhubungan, saling topang. Delicious Batam itu mendukung akun Bernard Huang demikian juga sebaliknya,” katanya sambil tersenyum lebar.

Dua akun instagram tersebut masing-masing memiliki jumlah follower berbeda. Namun tentunya banyak. Instagram pribadi miliknya lebih banyak pengikutnya dibanding instagram khusus kuliner. Akunnya @bernard_huangg memiliki pengikut 115 ribu follower, sedangkan akun @deliciousbatam memiliki 23.900 pengikut.

Sejak serius berkecimpung di dunia Instagram sebagai influencer dan content creator, suami Novi ini sudah banyak mendapat tawaran kerja sama dari sejumlah perusahaan maupun promosi produk atau endorse di Batam. Mulai dari model iklan perumahan, undangan perusahaan, dan lainnya. Namun sebagai food reviewer, dia menyebutkan sangat selektif.

“Ada yang dibayar ada yang review hasil hunting sendiri. Nah, kalau dibayar untuk review makanan, harus benar-benar enak baru saya posting. Kalau tidak, ya saya tidak posting dan saya balikin duitnya tapi dengan beri saran tentunya, supaya kualitas makanan atau minuman diperbaiki dulu, next time saya coba lagi, kalau oke baru saya mau terima,” ungkapnya.

Bagi dia, sebagai influencer ataupun content creator, tak semua harus diukur dengan uang. Menurutnya membangun relasi dan jejaring juga penting, dan berbuat baik akan mendatangkan kebaikan berkali-kali lipat. Dengan prinsip itu, ia bersedia membantu UMKM untuk mempromosikan produknya.

“Saya pernah didatangi seseorang yang jualan kerupuk minta barangnya dipromosikan. Saya pun berpikir kalau bayar, mau berapa bungkus kerupuk yang harus dia jual untuk membayar (jasa) saya. Akhirnya saya gratiskan. Setahun kemudian saya mendapat tawaran mereview di kafe dengan bayaran yang besar. Ternyata pemilik kafe itu tahu saya dari penjual kerupuk itu,” ceritanya mengungkapkan.

Berbekal pengalaman menjadi influencer dan content creator itu Bernard mencoba mengembangkan diri sebagai digital marketing consultant. Menurutnya, di Batam sudah banyak yang menjadi influencer, content creator, dan selebgram, namun tidak berani untuk menjadi digital branding consultant.

Bernard Wibowo

Sebenarnya, ia sendiri awalnya tidak berani untuk menekuni digital branding consultant. Meski pekerjaannya selama ini juga berhubungan dengan dunia marketing. Bernard bekerja sebagai Area Sales Manager wilayah Kepri di PT YHS, distributor minuman Yeo’s di Batam.

“Saya didorong dan dibantu teman yang bekerja di bidang properti dan berpengalaman. Saya diberi wejangan, lu kan ngerti (dunia influencer), kenapa lu gak beranikan dirimu jadi seorang digital branding consultant. Bisa dapat uang dan nambah ilmu,” ujar pria kelahiran Palembang 33 tahun silam ini.

Sebagai digital branding consultant, katanya, pastinya akan menemukan banyak kasus dari klien sehingga mengasah kemampuan dan menambah ilmu. Ia pun menerima tantangan itu dan sejak 2021 ini Bernard fokus untuk menekuni digital branding consultant.

Sebagai digital branding consultant, Bernard akan membantu klien seperti pelaku UMKM dan bisnis yang ingin mempromosikan produknya secara digital dengan benar dan meningkatkan omsetnya. “Misalnya punya toko jualan tas atau jual baju online, mereka bisa nyari aku untuk konsultasi. Gimana cara jualan supaya lekas dikenal dan bisa meningkatkan omset,” paparnya.

Tidak hanya membantu mepromosikan produk klien, Bernard juga melakukan analisa terhadap penjualan klien. Apakah omsetnya bertambah atau tidak. Apa saja yang sudah dilakukan sehingga memengaruhi omset. “Saya melakukan analisa tiga bulan. Dan saya siap meladeni pertanyaan atau konsultasi kapan pun. Pagi, siang, malam, saya bisa dihubungi,” kata ayah satu anak ini.

Untuk mendapatkan jasa Bernard, ia menawarkan kontrak per bulan yang lebih murah dibanding konsultasi harian atau mingguan. Sejauh ini, ia sudah mendapatkan beberapa kontrak dari klien, bahkan dari perusahaan. “Saya ada dua perusahaan yang menggunakan jasa saya saat ini,” ungkapnya.

Tidak hanya menjadi influencer, content creator, dan digital branding consultant, berkat aktivitasnya itu, Bernard juga diundang sebagai pembicara pada seminar-seminar yang diselenggarakan lembaga ataupun instansi pemerintah. Terbaru ia menjadi salah satu narasumber seminar yang diselenggarakan Kominfo dan ditayangkan di 16 stasiun TV. “Nama acaranya itu Indonesia Makin Cakap Digital,” katanya.

***

Bernard aktif di Instagram sejak pindah ke Batam. Awal tahun 2012, pria yang tumbuh di Medan ini mendapat tawaran kerja di Batam. Ia bekerja di PT YHS sebagai sales supervisor. Sejak itu ia bergabung dengan aplikasi Instagram, tepatnya sejak 1 Februari 2012. Ia membuat akun pribadi. Namun tidak diseriusi karena sibuk dengan pekerjaan.

Awalnya hanya iseng karena saat itu media sosial yang terkenal sebagai flatform memosting foto tersebut lagi booming karena baru tersedia di ponsel Android setelah sebelumnya, hanya tersedia di layanan iPhone.

“Awalnya created account IG itu iseng. Unduh, bikin akun, ya sudah dibiarkan tak aktif. Yang penting di ponsel sudah ada terpampang Instagram. Lagiankan saat itu saya kan sibuk kerja,” ungkap anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Bernard Wibowo

Namun pada satu waktu, ia terkenang masa lalunya. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan orang tua yang berpisah sejak ia masih kecil. Ibunya, Merry pulang ke Palembang. Sementara ia dan kedua saudaranya, Andreas dan Maria ikut bersama ayah mereka tinggal di Medan.

Hidup mereka saat itu serba kekurangan. Ayahnya hanya seorang pegawai perusahaan dengan jabatan biasa, tapi tetap berjuang sehingga anak-anaknya bisa sekolah dengan layak. Berangkat dari keadaan itu, Bernard juga harus ikut berjuang untuk membiayai sekolahnya.

Setelah lulus dari SMA Kalam Kudus di Medan, Bernard melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Harapan Medan. Namun ia berhenti di tengah jalan karena kondisi keuangan. Ia memutuskan berhenti saat menjalani semester empat perkuliahan. Baginya menghasilkan uang

“Waktu itu ada tawaran pekerjaan di Aceh dengan gaji lumayan. Saya putuskan berhenti kuliah, lebih baik bekerja dan menghasilkan uang. Soal belajar, bisa darimana saja. Saya harus bekerja membantu ayah saya,” ungkapnya.

Lalu pada awal tahun 2012, ia mendapatkan pekerjaan di Batam. Sejak di Batam, karirnya perlahan naik. Baik level jabatan maupun penghasilan. Mengisi jeda antara kerja dan waktu untuk diri sendiri, Bernard pun mulai mengalihkan pikirannya ke media sosial.

Dia mulai memosting foto-foto kegiatan pribadinya. Lalu rutin dan tekun memosting foto sejak 2017. Karena lebih banyak foto-foto makanan dan minuman yang dia lebih sering abadikan, maka pada 17 Oktober 2014 dia membuat akun Instagram @deliciousbatam untuk mengumpulkan hasil potret kuliner miliknya dan mulai diseriusi awal 2020 lalu.

Berkat Instagram ia banyak kenal orang dan kemudian dikenal banyak orang. Orang-orang pun mengenal Bernard sebagai influencer sosial media. Beragam produk ia review. Awalnya kuliner, tapi kini makin berkembang dengan berbagai produk jasa lainnya. Bahkan kini ia kerap menjadi model iklan lokal.

“Ternyata sosial media itu kalau diseriusi ya bisa menghasilkan. Saya dobrak batasan. Jadikan media sosial sebagai ranah berkarya juga sebagai ranah bersosial. Tapi tetap dengan catatan, tidak mengganggu jadwal kerja utama dan setelah berkeluarga akhir 2019, ya bertambah, tidak mengganggu jadwal keluarga,” ungkapnya.

Ia menerapkan kerja keras dan ketekunan dalam mengelola dua akun instagramnya ini supaya bisa berkembang. Pola pikir itu ia dapatkan dari pengalaman bekerja dan juga keinginan untuk mendapatkan penghasilan tambahan agar bisa mensuport adiknya yang kuliah kedokteran.

Tidak hanya bekerja keras, Bernard juga tidak lupa berbuat baik. Sejak masih pacaran, ia bersama pacar yang kini jadi istrinya membiasakan diri berkunjung ke panti asuhan maupun panti jompo untuk menyerahkan bantuan berupa sembako.

“Apalagi sebelum Covid ya, hampir tiap minggu kita ke panti asuhan atau panti jompo. Bantuan itu tidak hanya berupa sembako, tapi bisa juga bikin kegiatan. Bikin interaksi dengan anak-anak. Misalnya ada anak panti yang ulang tahun, ya kita rayakan atau bikin lomba mewarnai,” paparnya.

Bercermin dari kisah hidupnya yang dulu susah, Bernard terus berbuat baik. Tidak semua endorse atau review produk ia minta bayaran. Khusus produk UMKM, dia sangat concern membantu mereka yang membutuhkan promosi tapi dengan modal yang kurang.(*)

Update