Kamis, 25 April 2024

Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun Dimulai, Sosialisasi Perlu Digencarkan

Berita Terkait

batampos.co.id – Kepala Bidang Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zaenatul Haeri meminta agar Kemendikbudristek, Dinas Pendidikan, termasuk sekolah untuk gencar melakukan sosialisasi kepada orang tua perihal vaksinasi anak usia 12-17 tahun. Begitu juga dengan pelibatan komite sekolah atau Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG).

“Sosialisasi berisi informasi tentang bagaimana prosedur atau teknis vaksinasi siswa, syaratnya, bagaimana cara pendaftarannya, di mana tempat vaksinasi, dan lainnya. Informasi tersebut harus disampaikan kepada sekolah dan orang tua secara utuh oleh pemerintah daerah. Kalau bisa, dibuat hotline-nya,” jelas dia, Minggu (4/7).

Sosialisai bagi orang tua siswa sangat dibutuhkan, agar mengizinkan anaknya divaksinasi. P2G menemukan fakta di lapangan, cukup banyak orang tua yang tidak mengizinkan anaknya divaksinasi.

“Agaknya faktor informasi yang belum diterima secara utuh dan komprehensif, penyebab orang tua masih khawatir anaknya divaksinasi,” tutur dia.

Ia juga mengimbau kepada orang tua siswa agar tidak mengisi waktu libur semester dengan perjalanan ke luar kota. Mengingat kasus sebaran Covid-19 yang makin menggila dan banyak menyasar usia anak.

Orang tua hendaknya mengisi liburan dengan kegiatan edukatif di rumah, seperti memasak bersama anak, membuat jadwal piket harian di rumah, membuat kerajinan tangan dan kuliner. Bahkan aktivitas produktif lainnya yang mengasah keterampilan kewirausahaan.

“Apalagi anak-anak sekarang sangat memahami konten digital, media sosial. Alhasil, anak dapat penghasilan dari aktivitas penjualan produk dari rumah secara online. Intinya, isi liburan dengan kegiatan edukatif dan pembangunan karakter,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mendukung kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)) Darurat pada 3-20 Juli 2021 di Jawa dan Bali. Di sisi lain, hal ini harus dimanfaatkan sekolah di luar Jawa dan Bali untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

“Pemenuhan Daftar Periksa PTM, mulai dari fasilitas pendukung prokes, sarana prasarana kesehatan, data warga sekolah yang memiliki komorbid, sampai pada SOP pelaksanaan PTM terbatas nanti, agar bisa maksimal,” tandasnya.(jpg)

Update