Kamis, 28 Maret 2024

Warga Disuntik Vaksin Dua Dosis, Dinas Kesehatan Kota Batam akan Panggil Dua Vaksinator

Berita Terkait

batampos.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam masih melakukan penelusuran dan pemeriksaan terhadap adanya laporan
kematian warga, akibat menerima vaksin dua dosis sekaligus yang diselenggarakan salah satu asosiasi pengusaha beberapa waktu lalu.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Batam, Solihin, mengatakan, hingga kini masih mengumpulkan informasi terkait kabar meninggalnya warga akibat vaksin tersebut.

Menurutnya, meskipun pelaksanaan cukup padat, hal seperti ini harusnya tidak terjadi.

ā€Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap tenaga kesehatan (vaksinator-red) yang melakukan penyuntikan dua kali dosis dalam sehari tersebut. Karena kondisinya, vaksinasi masih jalan sehingga kami butuh waktu,ā€ sebutnya, Jumat (30/7/2021) seperti yang diberitakan Harian Batam Pos.

Solihin mengaku belum bisa berkomentar lebih jauh mengenai kabar tersebut. Pihaknya juga masih mencoba mengontak tenaga medis atau dokter yang ditugaskan saat warga tersebut melakukan vaksinasi.

ā€Saya belum bisa memberikan pernyataan apapun terkait kasus tersebut. Kami lagi melakukan pendalaman dulu. Ini kami sudah jadwalkan pemanggilan dan meminta keterangan dari nakes yang kemarin menyuntik almarhum,ā€ ujar Solihin.

Selanjutnya hasil pemeriksaan terhadap nakes yang bertugas sebagai vaksinator tersebut, akan dilaporkan ke Komisariat Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Kepulauan Riau.

ā€Ya, kami cari tahu dulu detail dan kronologis dan petugas medis yang bertugas di hari almarhum melakukan penyuntikan vaksin,ā€ ujarnya.

Solihin mengimbau agar nakes yang ditunjuk sebagai vaksinator agar lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya.

Di tengah target yang harus dikejar, harusnya pelaksanaan bisa berjalan tanpa ada kesalahan.

ā€Saya belum bisa bilang ini human error. Intinya kami panggil dulu nakesnya. Jadi belum bisa statement lebih lanjut,ā€ imbuhnya

Kondisi kerumunan massa yang terjadi di lokasi vaksinasi, bisa berpotensi menimbulkan kepanikan dan menurunnya konsentrasi vaksinator di lapangan.

ā€Iya, kami dalami dulu. Meskipun ada faktor kelelahan, seharusnya hal ini jangan sampai terjadi. Kalau menurut aturannya suntikan vaksin ini harus ada jeda dan tidak dilakukan dua dosis sekaligus.
Kami cari tahu dulu seperti apa kejadiannya menurut tenaga medis,ā€ tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, akibat disuntik dua dosis saat vaksin, 17 hari kemudian Harjito meninggal dunia.

Warga Batam berusia 49 tahun itu meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19, Rabu (28/7/2021) lalu.

Namun, 17 hari sebelum meninggal dunia, Harjito diketahui mendapatkan suntikan pertama vaksin Sinovac dua dosis dalam satu hari.

Kondisi ini membuat pihak keluarga mencurigai Harjito tidak murni meninggal akibat Covid-19.

ā€Kami mempertanyakan hal ini. Kami mau meminta penjelasan tim gugus tugas. Sejauh ini, pak Harjito tidak pernah ada memiliki
penyakit berat atau komorbid,ā€ kata perwakilan pihak keluarga, Erry Syahrial, Kamis (29/7).

Erry yang menjabat sebagai Ketua RT 01 RW 04 Perumahan BPD Batam Centre membeberkan kronologis kejadian sebelum Harjito meninggal dunia.

Harjito sebelum meninggal dunia bercerita kepada Erry dan keluarganya, bahwa ia menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan pada 9 Juli.

Ia dinyatakan sehat dan dapat menjalani vaksinasi Covid-19. Lalu, 11 Juli, Harjito, ikut dalam program vaksinasi dosis pertama bersama yang digelar salah satu asosiasi pengusaha.

Di hari itu, Harjito mengaku tidak merasakan ada masalah dengan badannya, sehingga ia siap divaksin.

Masih berdasarkan penuturan Harjito ke Erry, ia lalu ikut antre. Selang tak berapa lama, Harjito dipanggil untuk mendapatkan vaksinasi.

ā€Kepada saya dan beberapa teman, almarhum (Harjito) sebelum meninggal mengatakan, saat divaksin hanya merasa diusap-usap saja bagian pangkal lengannyaan. Tidak merasakan suntikan saat
itu sehingga mengira belum divaksin,ā€ ucap Erry.

Harjito pun kembali disuruh duduk. Tak berapa lama kemudian, Harjito kembali dipanggil vaksinator yang lain.

Ia pun kembali maju dan menuju ke kursi tempat vaksinasi dan kembali mendapatkan suntikan vaksin.

ā€Bapak Harjito ini tidak sadar, sudah dua kali mendapatkan suntikan vaksin. Baru tahunya, setelah disodorkan secarik surat oleh dokter yang berjaga di sana,ā€ ungkap Erry.

Isi surat itu, pada 11 Juli telah dilakukan vaksinasi Sinovac
dosis pertama sebanyak dua kali, dengan dosis 0,5 mili dan 0,5 mili oleh vaksinator berbeda.

Hal ini terjadi dikarenakan miskomunikasi antara peserta vaksin dan vaksinator.(jpg)

Update