, batampos.co.id – Gubernur Kepri Ansar Ahmad SE, MM, menyatakan, saat ini fokus perhatiannya terkonsentrasi pada tiga tugas utama, yakni penanganan covid-19, bantuan sosial, dan pemulihan ekonomi.
Hal itu ditegaskannya di depan puluhan awak media dan pimpinan organisasi wartawan, seperti PWI, AJI, dan IJTI, petang tadi di Hotel Harmoni, Nagoya, Batam.
Dalam acara yang dikemas sebagai “Sembang Media Gubernur Kepri untuk Kepri Makmur, Berdaya Saing, dan Berbudaya” itu, Gubernur Ansar menekankan, itulah sebabnya refocusing APBD Kepri saat ini diarahkan kepada tiga pekerjaan tersebut.
“Defisit anggaran yang harus kita tutupi saat ini mencapai Rp580 miliar. Ini angka yang besar. Saya dan Wagub Marlin menjalankan APBD yang sudah disusun gubernur sebelumnya. Makanya, setiap hari, saya harus menyisir bersama pimpinan OPD agar APBD kita benar-benar tepat sasaran,” kata Ansar.
Menjawab berbagai pertanyaan dari pimpinan media, Ansar berjanji akan melakukan kajian lebih dalam agar APBD yang dimiliki Kepri dapat menyentuh lapisan masyarakat terdampak pandemi covid-19. Fokus saat ini, adalah ketiga pekerjaan di atas.
Kelak pada APBD 2022, kata Ansar, barulah dapat menyentuh hal-hal lain yang belum dapat dituntaskan pada APBD 2021 ini. Namun, untuk bantuan sosial akan dilanjutkan menyasar kelompok masyarakat kurang mampu.
Untuk Kepri, beberapa program unggulan dipastikan akan terus dilanjutkan. Anggarannya akan diupayakan dari APBN atau KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha), misalnya rencana jembatan yang akan menghubungkan Batam dan Bintan.
Sebagai pendukung, beberapa ruas jalan tol akan didorong ke pemerintah pusat agar jembatan itu nantinya dapat maksimal manfaatnya. Begitu pula proyek provinsi di Batam, Natuna, Anambas, Karimun, Tanjungpinang, Bintan, dan Lingga.
Menjawab pertanyaan terkait hubungannya dengan Wagub Marlin, Ansar mengatakan, politik itu adalah kompromi. Dia yakin, akan ada solusi. “Secara berjalan, akan selesai, sepanjang kita memahami posisi masing-masing. Kita sudah sama-sama tua, tahu bagaimana menyelesaikannya. Mari kita bekerja saja, 2024 masih lama,” kata Ansar tersenyum.
Yang menarik, sebelum menjawab soal hubungannya dengan Wagub Marlin yang juga istri Walikota Batam HM Rudi, Gubernur meminta Ade Angga menjawab terkait koalisi Partai Golkar dan Nasdem saat mengusung dirinya dan Marlin.
Ade yang duduk di samping Plt Karo Humas, Protokol, dan Kantor Penghubung Hasan, menceritakan kronologis awal berkoalisi, kesepakatan, dan hal-hal yang membuat hubungan gubernur dan wagub terlihat renggang.
“Ini perlu saya jelaskan karena saya salah satu yang ikut mengoreksi isi kesepakatan. Bahkan dalam kesepakatan itu, nama yang akan diusulkan sebagai sekda provinsi sengaja dikosongkan. Tidak ada nama J, agar J juga tahu bahwa tidak ada nama dia di situ. Pada poin ketiga ditambahkan, jika tidak tercapai kesepakatan, akan dilakukan musyawarah,” kata Ade, mantan ketua Timses Ansar-Marlin.
Sebagaimana diberitakan banyak media, hubungan gubernur dan wakil gubernur disebut renggang tak lama setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 Februari 2021. Pasalnya, beberapa kesepakatan disebut tidak dijalankan oleh gubernur, termasuk soal posisi sekda dan beberapa OPD.
“Saya ingin nanti di OPD menggambarkan keterwakilan semua kabupaten. Kalau misalnya ada tujuh OPD yang kita isi, Batam dapat satu, Karimun juga. Natuna dan Anambas mungkin ingin berkarier juga di pemprov. Kalau saya egois, bisa saja saya ajak dari Bintan semua,” kata Ansar.
Dalam acara sembang media kemarin, nampak hadir stafsus Gubernur H Syarafuddin Aluan. Satu stafsus lain, Angelinus, duduk berbaur. (tim)