batampos.co.id – PT Adhya Tirta Batam (ATB) angkat bicara terkait tidak lolosnya perusahaan dalam Prakualifikasi lelang kerjasama pengoperasian dan pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Batam beberapa waktu silam.
Menurut Head of Corporate Secretary ATB Maria Jacobus, ATB telah meluruskan pemahaman yang salah terhadap salah satu materi yang menjadi alasan perusahaan tidak lolos dalam prakualifikasi. Hal itu telah disampaikan lewat sanggahan yang dikirim melalui surat elektronik pada Kamis (19/8), dan berkas fisik yang diantar langsung pada Jumat (20/8) silam.
“ATB telah meluruskan melalui sanggahan dan panitia lelang telah menerima sanggahan tersebut,” ujar Maria.
Namun, Maria tidak dapat merinci lebih dalam mengenai materi yang dimaksud. Menurutnya, ATB telah menandatangani pakta integritas, sehingga tak dapat memaparkan lebih dalam mengenai materi tersebut.
“Silahkan ditanya BP Batam saja untuk lebih jelasnya,” jelas Maria.
Prakualifikasi sebenarnya bukan proses yang rumit, karena pada dasarnya adalah proses untuk mendapatkan peserta yang layak dan pantas untuk mengikuti suatu lelang. Bagian ini seharusnya dapat dilakukan tanpa kendala berarti, apalagi harus sampai diulang atau dianggap gagal.
Namun seperti diketahui, panitia lelang kerjasama operasi dan pemeliharaan SPAM Batam telah mengeluarkan pengumuman prakualifikasi gagal. Panitia lelang akan mengulang proses prakualifikasi dan akan mengumumkannya dalam waktu dekat. Padahal pada prinsipnya panitia lelang telah menerima dan membenarkan sanggahan ATB. Sehingga bila prakualifikasi tidak dibatalkan, maka ATB dipastikan dapat ikut sebagai peserta lelang.
“Kenapa prakualifikasi yang notabene hanya untuk mencari peserta ini bisa sampai diulang atau dianggap gagal? Kecuali tidak ada peserta yang lolos, maka prakualifikasi bisa diulang. Pada saat menentukan operator untuk masa transisi setelah konsesi ATB berakhir malah tidak ada proses prakualifikasi sama sekali. Jadi masalahnya ada dimana ya?” tanyanya.
Namun bila itu merupakan ketentuan yang harus dijalankan oleh panitia lelang, maka ATB siap mengikuti jika proses prakualifikasi harus diulang kembali. Namun ATB berharap panitia lelang tetap menjunjung tinggi transparansi dan objektifitas. Termasuk mengenai mekanisme dan persyaratan prakualifikasi yang kedua nantinya.
“Kalau nanti diulang, seperti apa materi prakualifikasi nya? Mekanismenya seperti apa lagi? Jangan sampai ada perubahan dalam prakualifikasi yang kedua. Harusnya proses ini untuk mencari peserta yang layak dan pantas. Bukan sebaliknya,” jelasnya.
Sebagai operator yang telah mengelola air bersih di kota Batam selama 25 tahun, ATB merasa memiliki tanggungjawab moril untuk membangun Batam. Sebagai tuan rumah, ATB akan memberikan yang terbaik untuk pelayanan air bersih kota Batam.
“Sementara beberapa provinsi telah meminta ATB menjadi tuan rumah di sana, masa kami tak akan memberikan yang terbaik untuk Batam yang notabene adalah rumah kami? Kami akan memberikan kontribusi terbaik untuk Batam,” tegas Maria.
Seperti diketahui, lelang ini telah mengalami beberapa kali pengunduran waktu. Awalnya, masa transisi hanya akan berlangsung hingga 14 Mei 2021. Artinya, pemenang lelang kerjasama operasi dan pemeliharaan SPAM Batam sudah ditentukan sebelum tanggal yang dimaksud.
Namun, BP Batam mengundur jadwal lelang dan memperpanjang kontrak operator transisi sebanyak dua kali. Yang pertama hingga Agustus 2021, kemudian yang kedua hingga akhir Oktober 2021. Jika panitia harus mengulang proses prakualifikasi, maka pengumuman pemenang berpotensi kembali mundur.
Kondisi ini sebenarnya berpotensi mengganggu pelayanan air bersih di Kota Batam. Pasalnya, operator tidak dapat melakukan investasi karena belum adanya pemenang definitive yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sementara itu dengan semakin meningkatnya kebutuhan pelanggan dan ekspektasi tentang pelayanan air bersih yang optimal, maka investasi menjadi bagian penting yang harus dilakukan. Baik untuk membangun jaringan baru, maupun peningkatan jaringan eksisting demi meningkatkan kualitas pelayanan air besih di kota Batam.
Pada akhirnya, pelanggan – baik masyarakat maupun industri akan merasakan dampaknya. Karena tanpa dukungan investasi, operator akan kesulitan menjaga performa pelayanan tetap berjalan sesuai standar yang diharapkan.(*)