batampos.co.id – Singapura menghadapi klaster Covid-19 di pasar ikan Pelabuhan Perikanan Jurong.
Awalnya hanya 7 orang terinfeksi, tapi lama-lama dalam waktu sebulan, sudah 1.155 orang terjangkit.
Pasar tersebut melayani sekitar 100 pedagang yang menghabiskan waktu berjamjam menangani banyak ikan basah dan berinteraksi dengan 3 ribu atau lebih pelanggan setiap hari.
Sehingga sulit bagi mereka untuk mematuhi standar jarak aman yang sama seperti yang diamati di tempat lain.
Selain itu, banyak pengunjung pelabuhan adalah penjual ikan yang berada di sana untuk mengambil stok untuk dijual di pasar basah yang berpotensi menimbulkan wabah baru di berbagai komunitas.
“Dari pengalaman kami dengan klaster sebelumnya di pasar seperti yang ada di Bukit Merah View, kami tahu itu bisa menyebar cukup cepat di keramaian,” kata pakar penyakit menular yang juga direktur divisi penyakit menular di Kementerian Kesehatan Singapura, Associate Professor Vernon Lee, seperti dilansir dari Straits Times, Minggu (12/9/2021).
Banyak lansia yang bisa terpapar virus di lokasi tersebut karena ini adalah tempat yang mereka kunjungi untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
Pasar pelabuhan ditutup selama dua minggu untuk pembersihan.
“Pada dasarnya, itu melibatkan mengisolasi kasus, mengidentifikasi kontak dekat mereka dan menempatkan mereka di bawah karantina dan menguji mereka. Kemudian, kami mengidentifikasi kasus baru dan mengulanginya sampai kami berhasil mengendalikannya,” katanya.
Dia mencatat, ada beberapa hal di klaster Pelabuhan Perikanan Jurong yang memperumit masalah. Pelabuhan perikanan menangani sekitar 30 persen impor makanan laut Singapura, termasuk yang datang melalui darat dan udara.
Artinya, diperlukan upaya untuk memastikan pasokan makanan Singapura tidak terganggu dengan mengaktifkan jalur pasokan lain selama pelabuhan ditutup.
“Banyaknya kasus dan kecepatan pertumbuhan klaster sangat mengejutkan,” ungkapnya.
Skenario terburuk segera menjadi kenyataan dengan infeksi menyebar ke 44 pasar dan pusat makanan di Singapura, banyak yang kemungkinan sering dikunjungi oleh lansia.
Petugas dari Kemenkes, Badan Lingkungan Nasional, Badan Pangan Singapura, polisi, dan Angkatan Bersenjata Singapura semuanya terlibat dalam operasi tersebut, mulai dari pelacakan kontak dan investigasi hingga merancang dan menerapkan langkah-langkah manajemen keamanan yang lebih ketat di pelabuhan dan pasar.(jpg)