Sabtu, 20 April 2024

Pasar hingga Toko di Singapura Mirip Kota Hantu

Berita Terkait

batampos.co.id – Situasi di sejumlah pusat perekonomian rakyat dan fasilitas publik di Singapura sepi. Hal itu karena dipicu banyaknya klaster Covid-19 yang meluas.

Misalnya di kawasan Toa Payoh. Di sana ikut merasakan dampak dari beberapa klaster Covid-19 yang muncul selama beberapa minggu terakhir. Kementerian Kesehatan Singapura telah mengidentifikasi berbagai lokasi dengan kasus Covid-19, dengan klaster terbesar di persimpangan bus di Toa Payoh Central.

Klaster lainnya adalah pasar dan pusat jajanan di Blok 210 Toa Payoh Lorong 8, pasar grosir sayur malam di Toa Payoh Lorong Timur 7, sekolah agama Madrasah Irsyad Zuhri Al-Islamiah di Toa Payoh Utara, dan Orient Goldsmiths and Jewellers di Toa Payoh Pusat. Pusat jajanan yang biasanya ramai di sepanjang Toa Payoh Lorong 8 sebagian besar kosong.

Kurang dari seperempat dari 80 toko yang beroperasi. Banyak penjual yang memilih untuk tidak membuka pada hari pertama karena tempat tersebut telah ditutup untuk dibersihkan selama tiga hari. Sebanyak 41 kasus terkait dengan pusat jajanan dan pasar telah diidentifikasi.

“Ini benar-benar sepi, hari yang mengerikan, tidak ada seorang pun di sini. Saat jam makan siang, biasanya ramai tapi seperti yang Anda lihat, sekarang kosong,” kata pedagang sambil menunjuk ke deretan meja kosong.

Penjual lain mengatakan bahwa dia biasanya menjual 50 mangkuk mie bakso, tetapi kurang dari setengah porsinya pada hari itu.

Pejabat pemerintah Saktiandi Supaat yang mengawasi kawasan pasar dan pusat jajanan di Lorong 8 dan pasar grosir malam di Toa Payoh Lorong Timur 7, telah menyarankan warga untuk menghindari keramaian bila perlu. “Kami juga mendorong warga untuk melakukan tes di rumah sendiri menggunakan kit ART (antigen rapid test),” sebutnya.

Sementara, seorang supervisor di restoran makanan laut Kelly Jie, Jason, 60, mengatakan hampir tak ada pengunjung yang datang. “Kami tidak memiliki pelanggan hari ini, hanya beberapa orang yang datang untuk makan siang,” jelasnya.

Di persimpangan bus di pusat Toa Payoh, kerumunan jam makan siang tak ada lagi. Gerai makanan dan minuman populer, seperti Toast Box, Burger King, dan McDonald’s, menjadi sepi.

Easwar Utamrao Soorin, 29, seorang asisten penjualan di toko pakaian Fashion One, melaporkan hal serupa. Tidak ada pengunjung sama sekali. “Beberapa orang datang hanya setelah makan siang,” katanya.

Toko emas Orient Goldsmith and Jewellery pertama kali ditetapkan sebagai klaster pada 4 September, dan berkembang menjadi total 17 orang. Toko dibuka kembali pada Selasa (21/9). Toko-toko tetangga di sepanjang jalan itu melaporkan penurunan serupa dalam bisnis mereka.

Beberapa unit di Newhouse Furnishing, pemilik toko Johnny Chan, 60, mengatakan bahwa ini menjadi lonceng kematian bagi bisnis. Bisnisnya makin sekarat akibat Covid-19.(jpg)

Update