Jumat, 29 Maret 2024

Kasus Pencabulan Marak di Batam, Korban Kebanyakan Remaja

Berita Terkait

batampos.co.id – Kasus pencabulan anak di bawah umur kembali marak terjadi di Batam. Dalam empat bulan belakangan ini, polisi mengungkap lima kasus pencabulan dengan pelaku yang didominasi orang terdekat korban.

Kasus terbaru, seorang oknum pejabat Pertamina diduga mencabuli A, bocah berusia 12 tahun. Pria berinisial TNM itu kini diamankan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Barelang setelah ibu korban melaporkan hal ini ke polisi karena A kini hamil berusia 5 bulan.

Kasus pencabulan lain yakni Polsek Batam Kota menangkap pria berinisial MG pada Jumat (24/9) siang. Pria 38 tahun ini nekat mencabuli keponakannya yang berusia 15 tahun. Aksi bejat pelaku terkuak saat korban menceritakan kepada orangtuanya.

”Pelaku sudah kita amankan,” ujar Kanit Reskrim Polsek Batam Kota, Ipda Yustinus Halawa, kemarin.

Dari pengakuan pelaku, pencabulan itu dilakukannya di pos siskamling di perumahan. Akibatnya, korban mengalami robek pada alat vitalnya.

Sebelumnya, polisi juga menangkap JY, Kamis (5/8) siang. Pria 21 tahun ini diamankan usai melakukan pencabulan terhadap sepupunya, B, 15 tahun. Aksi bejat JY terungkap setelah dipergoki adik korban. Saat itu, pria yang bekerja di salah satu perusahaan di kawasan Mukakuning ini, menyetubuhi anak perempuan yang duduk di bangku SMA di rumah korban di wilayah Batuaji.

”Untuk kasus-kasus ini, sebagian sudah selesai pemeriksaan. Bahkan sudah ada yang masuk ke persidangan,” kata Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Reza Morandy Tarigan.

Kemudian kasus lainnya, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Barelang mengamankan R, warga Tanjunguncang, Senin (31/5) malam. Pria 16 tahun ini dilaporkan karena mencabuli P, 17 tahun.

Beberapa waktu sebelumnya, Psikolog Anak dari RS Awal Bros Batam, Mariyana, mengatakan, tingginya kasus pencabulan pada anak dinilai cukup memprihatinkan. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain pergaulan anak maupun lemahnya pengawasan orangtua.

”Karena itu, orangtua semestinya terus mendampingi dan memberikan pengarahan, mana batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan seorang anak. Selain itu, anak juga diajari agar lebih waspada dalam pergaulannya,” katanya. (*/jpg)

Update