batampos.co.id – Grafik angka penularan Covid-19 di Singapura belum turun drastis. Namun, mereka berani menargetkan akan memulai kenormalan baru pada 3–6 bulan mendatang. Negara yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong tersebut juga mulai membuka akses internasionalnya untuk beberapa negara.
Mulai 8 September lalu Singapura sudah membuka jalur perjalanan vaksinasi (VTLs) dengan Jerman dan Brunei. Lewat program itu pelancong dari dua negara tersebut bisa masuk ke Singapura tanpa karantina. Dengan catatan mereka sudah divaksin lengkap. Proyek awal itu dianggap berhasil karena para pengunjung dari dua negara tersebut tidak terbukti berkontribusi pada pertambahan kasus penularan baru. Karena itu, mereka akan menambah sembilan negara lagi.
Mulai 13 Oktober nanti, Singapura juga akan membuka VTLs untuk pengunjung dari Kanada, Denmark, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, Amerika Serikat, dan Inggris. Sedangkan di bulan November giliran Korea Selatan. Syarat utamanya sama, sudah divaksin lengkap dua dosis. Tidak ada syarat jenis vaksin apa yang harus dipakai seperti kebijakan di Inggris.
Lee menegaskan bahwa pengaturan dengan negara-negara berjumlah kasus Covid-19 yang stabil akan membuat Singapura tetap terhubung dengan rantai pasokan global. Dia juga menegaskan bahwa ini sudah waktunya negara tersebut berdamai dan hidup berdampingan dengan Covid-19. ”Sudah waktunya untuk melanjutkan strategi hidup dengan Covid-19,” ujar Lee seperti dikutip BBC.
Sebab, varian Delta menunjukkan bahwa virus tersebut tidak akan pernah hilang sepenuhnya. Tapi, dengan vaksinasi, jaga jarak, dan pengawasan secara hati-hati, hidup dengan kenormalan baru adalah hal yang mungkin dilakukan. Lee yakin negaranya bisa sampai di tahap kenormalan baru itu dalam waktu yang ditargetkan.
Singapura kini membuat berbagai kebijakan yang memudahkan penduduknya. Mereka yang divaksin penuh boleh makan di tempat berdua di restoran, kafe, dan warung-warung. Kebijakan tersebut juga berlaku untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun, mereka yang sudah sembuh dari Covid-19, dan orang yang belum divaksin tapi memiliki bukti hasil tes negatif. Sedangkan mereka yang belum divaksin atau baru mendapatkan satu dosis hanya bisa take away.
Mulai hari ini, Senin (11/10) kontak dekat dengan pasien Covid-19 kini juga tidak mendapatkan perintah karantina, tapi hanya peringatan. Jika sudah diperingatkan, harus langsung mengisolasi diri dan melakukan tes antigen. Jika hasilnya negatif, mereka bisa beraktivitas normal kembali. Tes PCR hanya untuk yang memiliki gejala Covid-19.
Penduduk yang positif tanpa gejala juga tidak perlu dirawat di rumah sakit. Cukup pengobatan di rumah saja. Mereka yang menjalani perawatan dan isolasi di rumah juga tidak perlu tes lebih lanjut jika masa karantinanya usai. Yaitu 10 hari bagi yang sudah divaksin penuh dan 14 hari bagi yang baru divaksin sebagian atau belum sama sekali.
Vaksin booster juga diberikan kepada lebih banyak orang. Sebelumnya booster hanya untuk penduduk 50 tahun ke atas. Kini pekerja medis, garda depan, dan penduduk usia 30 tahun yang sudah divaksin penuh lebih dari enam bulan juga akan ditawari booster.(jpg)