Selasa, 3 Desember 2024

Cerita Vaksinator di Batam, “Kami Juga Takut Jarum Suntik”

Berita Terkait

Wajahnya sempat pucat ketika melihat jarum suntik hendak dimasukkan ke lengan kirinya. Ia bahkan meminta agar penyutikan dilakukan secara perlahan oleh vaksinator.

Padahal dirinya sendiri adalah tenaga medis yang juga ditugaskan untuk menyuntikan vaksin Covid-19 kepada masyarakat.

Messa Haris – Batam

batampos.co.id – Ia langsung menarik napas panjang ketika diminta menuju kursi salah seorang vaksinator. Dengan langkah berat, ia memberanikan diri mendekati meja tempat vaksinasi dilakukan.

Ia bahkan sempat meminta kepada rekan seprofesinya untuk memberikannya kesempatan untuk menarik napas sebelum menyuntikan vaksin Covid-19 kepadanya.

Ia adalah Ellyna. Salah seorang tenaga medis di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam. Meski berprofesi sebagai tenaga kesehatan, bukan berarti tidak memiliki rasa takut saat hendak divaksin.

Ia menceritakan saat pertama kali hendak divaksin, dirinya harus melawan rasa takut didalam dirinya. Bahkan ia sempat meminta kepada rekan seprofesinya untuk menunggu beberapa saat sebelum menusukkan jarum suntik ke lenggan kirinya.

“Saya bukan takut divaksinnya atau efek dari vaksin, tapi takut sama jarum suntiknya,” kata Ellyna, saat ditemui batampos.co.id di kegiatan vaksinasi Covid-19 yang digelar Pikori BP Batam pada awal Oktober lalu.

Ellyna mengungkapkan, bukan hanya dirinya saja yang takut dengan jarum suntik, tapi hampir semua tenaga medis memiliki ‘kegerian’ sendiri ketika hendak disuntik.

“Kami (tenaga kesehatan,red) juga takut sama jarum suntik. Tanya aja kalau nggak percaya,” paparnya.

Vaksinator RSBP Batam, Ellyna, saat melayani vaksinasi Covid-19 di Asrama Haji Kota Batam. Foto: Messa Haris/batampos.co.id

Ia mengatakan, ketika dirinya hendak divaksinasi untuk pertama kali, ia bahkan tidak berani melihat jarum suntik.
Meski kerap melakukan tindakan medis kepada para pasien di rumah sakit, bukan berarti dirinya dapat ‘bersahabat’ dengan jarum suntik.

“Waktu mau divaksin itu saya bilang sama teman saya, tunggu dulu ya tunggu dan itu rata-rata dirasakan hampir sama semua tenaga kesehatan,” ujarnya sembari tersenyum.

Ellyna mengutarakan, rasa takutnya akan jarum suntik hilang ketika vaksinasi tahap kedua. Ia mengaku lebih percaya diri setelah vaksinasi pertama.

“Habis divaksin pertama ternyata rasanya begini to, ya sudah. Habis itu tak ada rasa takut lagi,” tuturnya.

Ellyna mengatakan banyak suka duka yang dirasakannya menjadi seorang vaksinator.

Sukanya kata dia, sangat senang dapat terlibat dalam kegiatan vaksinasi yang merupakan program pemeritah untuk menekan laju Covid-19.

Selain itu lanjutnya, ketika pemerintah memiliki vaksin yang berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh, tenaga medis menjadi prioritas.

“Saya terlibat sejak awal vaksinasi digelar di Batam dan menjadi kebanggaan bagi saya bisa terlibat pada kegiatan ini,” katanya.

Sementara duka yang dihadapinya adalah banyaknya penolakan masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Terutama saat pertama kali vaksinasi dihelat untuk masyarakat luas.

Kata dia, berbagai alasan disampaikan masyarakat ketika hendak divaksin. Mulai dari takut disuntik hingga efek samping setelah divaksin.

Dirinya bahkan harus beberapa kali menyosialisasikan manfaat vaksin bagi kesehatan kepada masyarakat langsung di lokasi.

“Dulu sebelum masyarakat suka rela untuk divaksin seperti sekarang, kami (tenaga kesehatan,red) sering menyampaikan kepada warga kalau vaksin ini baik untuk imun tubuh. Itu kita lakukan sesaat sebelum vaksin,” ujarnya.

Namun lanjutnya, saat ini keadaan berbalik 360 derajat. Masyarakat justru sukarela mendatangi lokasi vaksinasi. Hal itu lanjutnya sangat mempermudah tugas dan tanggungjawab para vaksinator.

Ia berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dengan tingginya minat masyarakat untuk divaksin.

“Sekarang ini rata-rata saya bisa memvaksin 60 sampai 100 orang perhari,” paparnya.

Batam Turun Level

Tingginya capaian vaksinasi di berdampak positif bagi Kota Batam yang awalnya ditetapkan untuk menjalankan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2, kini sudah turun menjadi level 1.

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengatakan, sejak Covid-19 melanda, Pemko Batam memang mambatasi kegiatan-kegiatan atau pertemuan dengan masyarakat.

Kepala BP Batam/Wlai Kota Batam, Muhammad Rudi, meninjau kegiatan vaksinasi yang digelar Pikori BP Batam di Asrama Haji, Kota Batam. Foto: Messa Haris/batampos.co.id

Karena itu pihaknya bersyukur jumlah kasus Covid-19 di Kota Batam saat ini sudah turun.

“Tapi ingat, Covid-19 belum selesai. Kita masih harus terus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Rudi, Selasa (19/10/2021).

Ia menjelaskan, saat ini pemerintah pusat telah menetapkan Kota Batam PPKM Level 1. Namun lanjutnya, Covid-19 masih ada dan mengingatkan masyarakat untu tetap menerapkan itu protokol kesehatan.

Rudi juga mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan survei imun atau kekebalan masyarakat terhadap Covid-19. Pasca dilakukan vaksinasi yang dilakukan Pemko Batam.

Dengan survei tersebut, pihaknya ingin mengetahui tingkat imun masyarakat Kota Batam. Dengan demikian tentunya dapat menjadi pertimbangan bagi Pemko Batam kebijakan apa yang harus dilakukan ke depan.

“Pada intinya kita ingin bagaimana Covid-19 ini bisa hilang dari Kota Batam dan jangan sampai terjadi gelombang yang ke tiga,” katanya.

Ia juga menargetkan pada akhir tahun ini Batam bisa menyukseskan vaksinasi 100 persen, minimal untuk dosis satu.

Tercatat hingga 14 Oktober 2021, sudah 84,12 persen atau 763.238 masyarakat Kota Batam yang divaksin dosis 1 dari total sasaran 907.317 orang.

Sedangkan dosis kedua sudah mencapai 60,97 persen atau sekitar 553.224 orang.

Presiden Apresiasi Capaian Vaksinasi di Batam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi capaian vaksinasi Covid-19 di Provinsi Kepri khususnya Kota Batam, karena capaiannya tertinggi dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.

Hal itu disampaikan Jokowi saat kegiatan Vaksinasi Merdeka Serentak melalui virtual.

Presiden meminta agar vaksinasi terus dilakukan hingga capaiannya di seluruh Indonesia minimal 70 persen masyarakat yang divaksin.

“Kepri memang yang termasuk tertinggi, habiskan vaksin yang ada saat ini. Kalau kurang nanti saya tambah,” kata Jokowi, Rabu (22/9/2021) lalu.

Presiden mengatakan, meskipun capaian vaksinasi sudah tinggi di Kepri, protokol kesehatan harus terus dilakukan.

Ia meminta agar masyarakat tidak kendor dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Gunakan selalu masker, jalankan terus protokol kesehatan,” katanya.(*)

Update