Selasa, 3 Desember 2024

Emak-emak di Batam Mengeluh Karena Hal Ini

Berita Terkait

batampos.co.id – Masyarakat khususnya ibu rumah tangga berharap harga minyak goreng bisa kembali normal.

Apalagi, kenaikan minyak goreng sejak dua bulan terakhir lebih dari 30 persen per liternya.

Risma, warga Batam Center, mengeluhkan harga minyak goreng yang naik tersebut.

Kenaikan harga minyak goreng tentunya berpengaruh terhadap uang bulanan yang diberikan suaminya setiap awal bulan.

”Naiknya bukan seribu, dua ribu, tapi sampai lima dan tujuh ribuan per liternya. Uang bulanan saya tak cukup, karena semuanya serba naik,” terang Risma.

Ilustrasi. Salah seorang pedagang di Kota Batam, Rusdi memperlihatkan minyak goreng yang dijual di lapak dagangannya. Foto: Dokumentasi batampos.co.id

Menurut dia, dalam sebulan ia bisa menghabiskan tiga liter minyak goreng kemasan untuk masakan sehari-hari.

Apalagi, keluarganya lebih menyukai masakan yang digoreng daripada tumis dan gulai.

”Paling banyak itu sampai 3 liter per bulan, tapi seringnya 2 liter aja. Di rumah ada tujuh orang keluarga, yang memang suka masakan goreng-gorengan,” terang Risma.

Dikatakan Risma, dulunya ia membeli minyak goreng kemasan Rp 11 ribu per liternya, jika beli kemasan 2 liter, harganya pun lebih murah yakni Rp 20 ribuan.

”Kalau sekarang tak ada lagi, paling murah itu per liter Rp 15 ribu, yang 2 liter Rp 29-33 ribu, ada pun yang harga Rp 28 ribu itu merek baru dan isinya tak sampai 2 liter,” ungkap Risma.

Ia berharap, harga minyak goreng bisa kembali normal. Bahkan, ia khawatir harga minyak goreng berpotensi naik lagi.

”Kalau bisa kembali normal, jangan naik lagi lah. Sudah banyak barang-barang yang naik,” imbuhnya.

Hal senada dikatakan, Tati, warga Nongsa yang juga mengeluhkan harga minyak goreng naik.

Bahkan, ia yang sehari-hari berjualan makanan ringan seperti gorengan, memutuskan berhenti jualanan.

”Jualanan gorengan untuk cari tambahan dari ibu-ibu kompleks, tapi kalau harganya naik gini, bisa rugi dong. Soalnya semua serbanaik,” terang Tati.

Menurut dia, hampir dari seluruh ibu-ibu di kompleks perumahaannya mengeluhkan harga minyak goreng naik.

Rata-rata mereka juga memiliki usaha kecil-kecilan.

”Rata-rata pada ngeluh harga minyak goreng mahal, semoga bisa segera turun,” harap Tati.

Senada dengan itu, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) utamanya makanan, juga mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng tersebut.

Siti, penjual aneka peyek di Batuampar, menyebut kenaikan minyak goreng yang cukup drastis, turut menggerus keuntungannya.

”Biasanya saya beli yang kemasan 2 liter, itu dulu sekitar 20 ribu-an, tapi sekarang rata-rata di atas Rp 28 ribu,” katanya.

Karena itu, ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatur harga minyak goreng tersebut.

”Bisa dibilang sekarang minyak goreng itu salah satu dari sembako (sembilan bahan pokok), jadi ya harus dikendalikan,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau, belum bisa dikonfirmasi terkait terus naiknya harga minyak goreng tersebut.(jpg)

Update