batampos.co.id – Kenaikan harga minyak goreng ternyata tak hanya membuat ibu rumah tangga (IRT) di Batam menjerit. Distributor minyak goreng juga disebut mengeluhkan kenaikan hal yang sama.
Bahkan, Bulog juga tak sanggup menyediakan minyak
goreng karena harga yang naik drastis. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Per-
dagangan (Kadisperindag) Kota Batam, Gustian Riau.
Ia mengatakan, kenaikan harga minyak goreng terjadi di seluruh Indonesia. Hal itu dikarenakan harga minyak crude palm oil (CPO) yang tinggi, sehingga sangat berdampak pada harga minyak goreng.
”Jadi, bukan di Batam saja, tapi seluruh Indonesia. Memang harga dasar minyak goreng yang sedang tinggi, karena CPO-nya itu,” terangnya, Senin (25/10/2021).
Sejak terjadi hargaminyak goreng, pihaknya sudah beberapa kali menggelar rapat dengan distributor dan
Bulog. Hasil dari rapat, katadia, tak ada jalan keluar. Distributor mengaku tak bisaberbuat apa-apa.
”Distributor juga mengeluh dengan kenaikan harga minyak yang cukup signifikan. Bahkan, Bulog sendiri tak bisa menyiapkan, itu hasil rapat,” ungkap Gustian.
Ditambah saat ini, sambung dia, yang boleh dijual adalahminyak goreng dalam kemasan. Sedangkan untuk minyak goreng curah, mulai Januari2021 lalu sudah dilarang untuk dijual.
Larangan menjual minyak goreng curah dikeluarkan oleh Dirjen Perdagangan RI.
”Minyak goreng curah tak boleh dijual lagi oleh Dirjen, per 1 Januari 2021,” tegas mantan Kepala Badan Penanaman Modal dan PTSP Kota Batam ini.
Menurut Gustian, pihaknya juga telah melakukan upaya
untuk menyurati Kementerian Perindag RI. Dimana, ia
berharap agar Kementerian bisa memberikan jalan keluar untuk kondisi tersebut. Apalagi, saat ini kondisi ekonomi masyarakat masih belum stabil pasca pandemi Covid-19.
”Kami prihatin juga dengan kondisi masyarakat. Namun sampai saat ini surat kami belum direspons,” ujar Gustian.
Sebelumnya, masyarakat Kota Batam, khususnya ibu
rumah tangga, banyak mengeluhkan naiknya harga
minyak goreng yang naik sekitar 30 persen dibanding
beberapa bulan sebelumnya.
Masyarakat berharap harga minyak goreng bisa kembali normal. Risma, warga Batam Center, mengeluhkan harga minyak goreng naik sehingga berpengaruh terhadap uang bulanan yang diberikan suaminya setiap awal bulan.
”Naiknya bukan seribu, dua ribu, tapi sampai lima dan
tujuh ribuan per liternya. Uang bulanan saya tak cukup, karena semuanya serba naik,” terang Risma.
Hal yang sama diungkapkan Siti, pedagang peyek. Ia mengaku bingung dengan kenaikan harga minyak goreng yang cukup drastis.
”Mau menaikkan harga dagangan enggak mungkin
karena kondisi sepi begini saat pandemi, tapi kalau
enggak dinaikkan biaya produksi tinggi,” katanya.(jpg)