batampos – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang solid di tengah tantangan global yang penuh ketidakpastian. Triwulan III 2024, ekonomi Kepri tumbuh sebesar 5,02 persen (year-on-year/yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,9 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Suryono, menyampaikan, Pertumbuhan ekonomi Kepri ditopang oleh sejumlah sektor utama seperti industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan.
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja net ekspor, konsumsi rumah tangga, dan investasi,” kata dia, Jumat (29/11) malam .
Selain pertumbuhan ekonomi yang positif, inflasi di Kepri juga terjaga dengan baik. Hingga Oktober 2024, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri mencatat inflasi sebesar 0,06 persen (month-to-month/mtm) atau 1,17 persen (year-to-date/ytd). Secara tahunan, inflasi mencapai 2,31 persen (yoy), mendekati target inflasi nasional.
Provinsi Kepri meraih penghargaan TPID Award dari Presiden RI, mengakui sinergi yang kuat antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), organisasi perangkat daerah (OPD), instansi vertikal, pelaku usaha, hingga masyarakat.
Selain itu, meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kepri turut tercermin dari lonjakan preferensi terhadap sistem pembayaran digital.
“Sepanjang 2024, jumlah pengguna, merchant, volume, dan nominal transaksi melalui QRIS di Kepri mengalami peningkatan signifikan,” ujarnya.
Pemerintah daerah juga terus mendorong Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), dengan delapan pemerintah daerah di Kepri berhasil mempertahankan status digital.
Meski mencatatkan capaian positif, ekonomi Kepri masih menghadapi tantangan global, seperti ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan dinamika kebijakan ekonomi negara maju.
“Bank Indonesia menekankan pentingnya sinergi kebijakan untuk memperkuat daya tahan perekonomian dan transformasi ekonomi,” ujarnya .
Langkah strategis yang akan dilakukan meliputi mendorong hilirisasi bahan baku dan sumber daya alam untuk memperkuat rantai pasok lokal. Memperkuat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui kolaborasi lintas sektor.
“Meningkatkan iklim investasi dan promosi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai daya tarik bagi investor, serta diversifikasi pasar ekspor,” kata dia.
Dengan upaya tersebut, Kepri optimistis mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif dan stabilitas inflasi, sekaligus memperkokoh fondasi ekonomi untuk menghadapi tantangan global di masa mendatang. (*)
Artikel Jalan Terang Ekonomi Kepri pertama kali tampil pada Metropolis.