Rabu, 23 April 2025

Kontroversi Thaksin Shinawatra, Mantan PM Thailand yang Kini Jadi Penasihat Danantara

Berita Terkait

Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. (ISAAC LAWRENCE / AFP )

batampos – Thaksin Shinawatra kembali menjadi pusat perhatian setelah diumumkan sebagai anggota Dewan Penasihat Dana Anagata Nusantara (Danantara). Mantan Perdana Menteri Thailand ini memiliki rekam jejak politik yang kontroversial, dengan tuduhan korupsi serta konflik dengan berbagai kekuatan politik di negaranya.

Pada Senin (24/3), CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengumumkan kehadiran Thaksin bersama beberapa tokoh ternama lainnya, seperti Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, dan Chapman Taylor, sebagai bagian dari Dewan Penasihat.
Mereka diharapkan dapat memberikan wawasan strategis bagi lembaga investasi ini, yang diproyeksikan mengelola aset hingga Rp14 ribu triliun.

Menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand dari 2001 hingga 2006, Thaksin yang kini berusia 74 tahun dikenal dengan kebijakan populisnya, seperti sistem perawatan kesehatan universal dan program pembangunan pedesaan. Kebijakan tersebut membuatnya populer di kalangan masyarakat, meskipun mendapat kritik tajam dari kelompok konservatif dan militer.

Pemerintahannya berakhir pada 2006 ketika kudeta militer menggulingkannya, yang kemudian memperburuk polarisasi politik di Thailand. Ia menghadapi berbagai tuntutan hukum, termasuk kasus korupsi dan penghinaan terhadap kerajaan, yang memaksunya mengasingkan diri ke luar negeri selama lebih dari 15 tahun.

Selama di pengasingan, Thaksin tetap aktif dalam bisnis dan politik. Pada 2007, ia sempat membeli klub sepak bola Manchester City, tetapi harus melepasnya setahun kemudian akibat tekanan hukum dari pemerintah Thailand.

Setelah bertahun-tahun di luar negeri, ia akhirnya kembali ke Thailand pada 2023 dan langsung dijebloskan ke penjara untuk menjalani hukuman delapan tahun. Namun, hukumannya dikurangi menjadi satu tahun dan ia dibebaskan dengan alasan kesehatan.

Kepulangannya ke Thailand bertepatan dengan terpilihnya putrinya, Paetongtarn Shinawatra, sebagai Perdana Menteri Thailand pada Agustus 2024. Selain itu, pada Desember 2024, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menunjuknya sebagai penasihat informal terkait kepemimpinan Malaysia di ASEAN pada 2025. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi berbagai tantangan hukum, pengaruh Thaksin di kawasan masih tetap kuat.

Sebagai salah satu orang terkaya di Thailand, Thaksin memiliki kekayaan yang tercatat mencapai 2,1 miliar USD per Maret 2025 menurut Forbes. Sebagian besar hartanya berasal dari bisnis telekomunikasi melalui Shin Corporation, yang pernah menjadi perusahaan terbesar di Thailand sebelum ia menjual saham mayoritasnya ke Temasek Holdings pada 2006.

Kehadiran Thaksin sebagai penasihat Danantara menimbulkan beragam reaksi. CEO Danantara, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa pengalaman Thaksin dalam membangun ekonomi Thailand menjadi alasan utama perekrutannya. Di bawah kepemimpinannya, Produk Domestik Bruto (PDB) Thailand meningkat dari 4,9 triliun baht menjadi 7,1 triliun baht dalam lima tahun.

“Kontribusinya tidak hanya dalam aspek keuangan, tetapi juga dalam strategi investasi di negara-negara ASEAN. Kita harus memahami dinamika ekonomi, politik, dan keberlanjutan dalam setiap investasi,” ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta.

Meski demikian, peran barunya ini tetap menuai kontroversi. Beberapa pihak mempertanyakan apakah rekam jejaknya yang sarat dengan kasus hukum dan kontroversi politik dapat memengaruhi reputasi Danantara. Namun, bagi pendukungnya, Thaksin tetap dianggap sebagai sosok visioner dengan pengalaman luas dalam investasi dan kebijakan ekonomi.

Dengan bergabungnya Thaksin ke dalam jajaran penasihat Danantara, tampaknya kiprahnya dalam dunia bisnis dan politik Asia Tenggara masih akan berlanjut. Apakah kehadirannya akan memberikan manfaat bagi Indonesia dan kawasan ASEAN, atau justru menimbulkan kontroversi lebih lanjut? Waktu yang akan menjawab. (*)

 

Artikel Kontroversi Thaksin Shinawatra, Mantan PM Thailand yang Kini Jadi Penasihat Danantara pertama kali tampil pada News.

Update