batampos.co.id – Provinsi Kepulauan Riau dianugerahi alam yang begitu mempesona. Ada 2.408 pulau besar dan kecil yang tersebar di 5 kabupaten dan 2 kota. Meski baru 30 persen yang memiliki nama, namun masing-masing pulau punya kelebihan. Mulai dari pasir putihnya, keindahan karangnya, bakaunya, dan ekosistem bawah lautnya.
Memiliki luas 252.601 Km2 dengan 96 persen lautan adalah sebuah karunia tak ternilai. Ada banyak potensi yang bisa digali. Ada banyak lumbung uang jika dikelola dengan benar.
Apalagi letak Kepri yang berbatasan dengan negara maju. Di bagian barat ada Singapura dan Malaysia. Di bagian timur juga ada Malaysia dan Brunei Darussalam di bagian utara ada negara tetangga yang juga tengah berkembang, Vietnam dan Kamboja. Di bagian selatan, ada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga punya keindahan alam relatif sama dengan Kepri.
Sedikit mempersempit ke Pulau Batam. Ya, salah satu Kota di Kepri yang paling maju. Jarak dari Singapura menggunakan kapal feri hanya 45 menit, begitupun ke Malaysia, juga bisa dicapai hanya 45 menit perjalanan dengan kapal feri dari beberapa pelabuhan laut di Batam.
Batam sendiri punya 308 pulau yang telah diberi nama. Salah satunya Pulau Belakangpadang. Jika sedikit melihat ke belakang, Bekalangpadang terbilang kecamatan palingtua di Batam. Jauh sebelum Pulau Batam dikembangkan, Belakangpadang adalah pusat pemerintahan. Masyarakat di sini lebih mengenal dolar Singapura daripada rupiah karena memang letaknya yang sangat dekat dengan Singapura. Kini Belakangpadang salah satu kecamatan di Kota Batam.
Di wilayah Belakangpadang sendiri, ada ratusan pulau-pulau kecil dengan pesona alam yang indah. Salah satunya Pulau Manis. Letaknya yang strategis dan pantai dan lautnya yang tenang dan indah, membuat pengembang Singapura Funtasy Island Development Pte Ltd (FID) bersama PT Batam Island Marina tertarik membangun Eco Theme Park terbesar di dunia, yang diberi nama Funtasy Island. Apalagi jaraknya dari Singapura hanya 16 kilometer.
Breeze Villa. Foto: dok.FID
Funtasy Island memiliki 6 gugusan pulau-pulau kecil yaitu, Pulau Air, Pulau Asam, Pulau Anak Ladang, Great 1, Great 2 dan Great 3. Sejak 2010 di pulau-pulau yang terintegrasi satu sama lain itu terus dibangun berbagai bangunan dan wahana. Ada 700 villa yang terdiri dari 150 floating unit atau villa di atas laut dan 550 unit di daratan. Juga ada hotel. Menariknya, 70 persen lingkungan alam pulau itu tetap dipertahankan.
“Sebelum mulai konstruksi, kami bahkan menanam 4.000 pohon bakau di sekitar pulau. Kami juga bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk melestarikan terumbu karang di pulau ini. Kami benar-benar mempertahankan agar ekosistem alam di pulau ini terjaga dengan baik,” ujar Michael Yong, Direktur FID beberapa waktu silam.
Tak hanya itu, FID juga bekerjasama dengan para nelayan untuk membangun struktur menggunakan daun pohon palem yang dipadatkan kemudian meletakkannya di sekitar pulau untuk pertumbuhan alga sehingga menarik ikan-ikan kecil. Harapannya, iklan lumba-lumb akan datang ke peraira funtasy island. Kawasan Pulau Manis memang habitat lumba-lumba.
Sejak 2010, FID telah mengivestasikan dana S $ 300.000.000 (hampir Rp 3 triliun) untuk mengembangkan pulau itu. Vila-vila baik di atas laut maupun di atas laut dalam proses pengerjaan akhir. Rencananya mulai dibuka akhir kuartal pertama 2016. Untuk pengelolaan hotel resort-nya FID menggandeng Louvre Hotels Group.
Funtasy Island dalam progresnya juga akan dilengkapi dengan pelabuhan feri yang memungkinkan akses wistawan asing langsung ke pulau itu. Bahkan, akan ada beberapa unit sea plane yang bisa dipergunakan untuk transportasi yang bisa menampung 18 penumpang dan 2 kru pesawat.
Funtasy Island juga akan dilengkapi beragam wahana air dan taman nan asri daratan. Funtasy Isand juga memiliki pantai yang bersih dan tempat yang nyaman untuk diving maupun snorkeling.
Tak hanya itu, bakau di pulau itu menjadi daya tarik tersendiri. Pada malam hari, selain bisa menyaksikan kemegahan kota Singapura dari pulau itu, juga bisa menikmati cahaya kunang-kunang yang ada di bakau. Konsepnya benar-benar dibuat alami, sehingga Funtasy Island dikenal juga sebagai kawasan yang sangat ramah lingkungan.
Rencananya, akhir 2016 ini Funtasy Island sudah berfungsi penuh. Bahkan, 85 persen properti di sana sudah laku atau disewa. Pulau ini bisa diakses dari berbagai tempat, termasuk dari Kota Batam melalui pelabuhan Sekupang.
Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika mengunjungi pulau itu beberapa waktu silam menilai, Funtasy Island akan mamu bersaing dengan eco park atau theme park yang ada di Malaysia dan Singapura, maupun negara lainnya.
“Ekosistemnya sempurna, ini yang tak dimiliki tempat lain. Terbukti demandnya tinggi,” ujar Arief Yahya.
Pria yang pernah menjadi Dirut PT Telkom ini yakin, dengan keindahan alam, harga yang bersaing, letak yang strategis–hanya 16 kilo meter dari Singapura atau 30 menit dari Harbour Front, Funtasy Island bak potongan “surga” yang mampu menarik banyak wisatawan mancanegara dari Singapura. “Saya yakin pasti banyak,” ujarnya. (nur/dok.liputan bp)