Sabtu, 16 November 2024

Sabu Malaysia yang Transit di Batam Rupaya Produksi Cina

Berita Terkait

Kepala Badan Narkotika Nasional RI Komjen BUdi Waseso berbincang dengan Kepala BNN Kepri Kombes Benny Setiawan usai melakukan  kampanye stop narkoba dikalangan pekerja  di PT Semens Batuampar, Rabu (20/7). Selain melakukan kampanye stop narkoba Komjen Budi Waseso sebelumnya melakukan pertemuan dengan negara-negara Asean di Turi Beach terkait maraknya peredaran narkoba. Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos
Kepala Badan Narkotika Nasional RI Komjen BUdi Waseso berbincang dengan Kepala BNN Kepri Kombes Benny Setiawan usai kampanye stop narkoba pada pekerja di PT Semens Batuampar, Rabu (20/7/2016). Selain melakukan kampanye stop narkoba Komjen Budi Waseso sebelumnya melakukan pertemuan dengan negara-negara Asean di Turi Beach terkait maraknya peredaran narkoba. Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menyebut Batam merupakan jalur utama masuknya narkotika dari luar negeri.

Posisi Batam yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dinilai sangat menguntungkan jaringan narkoba internasional.

Namun secara umum Batam hanya merupakan daerah transit barang haram tersebut. Khususnya narkoba jenis sabu yang dipasok Cina melalui Malaysia.

“Batam sangat rawan akan masuknya jaringan narkoba internasional untuk menjadikan Kota Batam sebagai daerah transit,” kata Budi Waseso (Buwas) dalam acara Meeting ASEAN Seaport Intredection Task Force (ASITF) atau gugus tugas interdiksi pelabuhan ASEAN di Turi Beach, Batam, Rabu (20/7/2016).

Inilah sebabnya, kata Buwas, BNN memilih Batam sebagai lokasi diselenggarakannya ASITF 2016. Di antara poin penting yang dibahas dalam ASITF adalah maraknya penyelundupan narkotika jenis sabu dari negara Malaysia baik melalui jalur pelabuhan resmi maupun pelabuhan tidak resmi di Batam.

“Kami akan membuat kesepakatan yang saling menguntungkan. Jadi nantinya sudah ada keputusan dan kesepakatan yang bisa dilaksanakan dalam bentuk penanganan masalah narkotika,” katanya.

Ia juga mengimbau agar masyarakat bekerja sama dalam penanganan narkotika dan tidak hanya menyerahkan semuanya kepada negara. Terutama masyarakat yang berada di wilayah perbatasan semisal Batam.

“Jangan hanya menyalahkan, tetapi kami juga harus bisa mencegah. Kalau pemakai tidak ada tentunya suplai barang juga tidak ada,” kata dia.

Pertemuan tersebut diharapkan akan mencapai kesepakatan untuk berkolaborasi antar negara, berinisiatif dan berkoordinasi dalam melakukan interdiksi lalu lintas peredaran narkoba di ASEAN melalui pemeriksaan di pelabuhan internasional. Tujuannya bisa menghentikan lalu lintas narkoba baik ke dalam negeri maupun melalui kawasan ASEAN.

“Kami berharap ada beberapa capaian penting seperti pembentukan kontak penghubung dengan Asean SIFT dan bertukar informasi lebih maju. Selain itu juga diharapkan adanya peranan tanggung jawab ASEAN SIFT dalam pemberantasan jaringan narkoba internasional,” katanya. (ska/ant)

Update