batampos.co.id – Investor asing dan pengusaha dalam negeri di Batam yang produknya berorientasi ekspor mengeluhkan mahalnya biaya angkut kontainer dari Batam ke Singapura.
Keluhan itu disampaikan para pengusaha kepada Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri dan Batam, Abidin. Mereka menyebut biaya angkut kontainer Batam-Singapura yang mahal membuat Batam menjadi kurang kompetitif.
“Cost produksi menjadi bengkak. Untuk transportasi saja sudah memakan 18 persen dari total cost produksi,” ujar Abidin, Rabu (24/8/2016) di Batam.
Abidin merinci, biaya angkutan untuk kontainer ukuran 20 feet dari Batam ke Singapura mencapai USD 555. Sedangkan ukuran 40 feet mencapai USD 750. Padahal, jarak Batam dengan Singapura hanya 28 kilometer yang bisa ditempuh angkutan kontainer dalam 2 jam.
Sementara, biaya angkut kontainer dari Singapura ke Malaysia yang jaraknya lebih jauh yakni 374 kilometer yang membutuhkan waktu tempuh 20 jam, untuk kontainer 20 feet hanya USD 122, dan 40 feet hanya USD 277.
Bahkan, biaya angkut kontainer Batam-Singapura jauh lebih mahal daripada biaya angkut kontainer dari Jakarta ke Malaysia. Padahal jarak dan waktu tempuh lebih jauh Jakarta-Malaysia. Jaraknya 1.296 kilometer dan butuh waktu 2 hari 22 jam dalam perjalanan. Tapi biaya untuk kontainer 20 feet hanya USD 450, dan untuk 40 feet hanya USD 595.
Tak hanya itu, dibandingkan biaya angkut kontainer dari Singapura ke Hongkong yang jaraknya lebih jauh lagi, masih lebih mahal Batam-Singapura. Menurut data Apindo, Singapura-Hongkong yang jaraknya 2.735 kilometer membutuhkan waktu tempuh 6 hari 4 jam, namun biaya angkut kontainer 20 feet hanya USD 261, sedangkan 40 feet hanya USD 366.
Bila dibandingkan dengan biaya angkut kontainer dari Jakarta ke Hongkong, juga masih jauh lebih mahal biaya angkut kontainer dari Batam ke Singapura. Padahal, jarak Jakarta-Hongkong mencapai 3.313 kilometer, dengan waktu tempuh 7 hari 11 jam. Namun biaya angkut kontainer 20 feet hanya USD 420, sedangkan 40 feet USD 545.
“Masa dari Batam hanya 28 kilometer yang bisa ditempuh 2 jam jauh lebih mahal dari Singapura-Malaysia, Jakarta-Malaysia, Singapura-Hongkong, dan Jakarta-Hongkong. Tidak masuk akal,” ungkap Abidin.
Abidin menduga ada kartel atau mafia di Batam yang bermain dengan mengatur sesuka hati biaya angkut kontainer dari Batam-Singapura yang harganya selangit itu.
Ia meminta Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai wakil pemerintah pusat turun tangan mengatasi masalah ini, mengingat Batam merupakan tujuan investasi.
“Bagaimana investor mau masuk lagi kalau cost-nya makin tinggi, sementara kompetitor di negara lain cost angkut kontainer murah, makin sulit kita bersaing,” ujar Abidin, lagi.
Ia meminta BP Batam tak hanya fokus pada persoalan lahan, sementara ada hal mendesak yang menyangkut masa depan Batam.
“Semua industri di Batam itu produknya ekspor, menjerit semua, ini penting, harus segera diatasi,” ujar Abidin.
Pengusaha yang pernah lama menjabat sebagai ketua Apindo Kepri dan Batam ini mengungkapkan, tarif kontainer Batam-Singapura yang supermahal itu sudah berlangsung tiga tahun terakhir. Pengusaha tidak ada pilihan karena sembilan perusahaan yang melayani angkutan kontainer Batam-Singapura di Batam semua menerapkan harga yang sama.
Data Apindo, sembilan perusahaan yang melayani angkutan kontainer Batam-Singapura yakni: Duta Freight International Pte Ltd, Batamindo Shipping & Warehousing Pte Ltd, Yusen Logistics (S) Pte Ltd, Megastar Shipping Pte Ltd, IG Logistics Pte Ltd, PSC Express Pte Ltd, Bayswater Shipping & Forwarding Pte Ltd, Infiniti Marine Pte Ltd, dan Toll Global Logistics Pte Ltd.
“Perusahaan angkutan kontainer itu semua milik orang Singapura,” ungkap Abidin.
Sebelumnya, biaya kontainer Singapura-Batam hanya USD 200 untuk ukuran 20 feet dan USD 400 ukuran 40 feet. Padahal saat itu harga minyak (BBM) lebih mahal. Sementara saat ini, BBM jauh lebih murah, namun biaya angkut kontainer Batam-Singapura malah makin mahal. “Makanya saya curiga ada kartelnya bermain,” ujar Abidin.
Apakah sudah menyurati BP Batam atau pemerintah pusat? Abidin mengatakan pihak Apindo telah melayangkan surat, namun belum ada respon dari BP Batam yang saat ini hanya sibuk mengurus masalah lahan.
Abidin juga berharap Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) turun tangan. Tidak menutup kemungkinan ada permainan dalam penetapan biaya angkut sehingga tidak ada pilihan bagi pelaku industri yang produknya berorientasi ekspor dan banyak menggunakan jasa kontainer. (cr13)