Selasa, 5 November 2024

Selain Berencana Serang Marina Bay, Ini Target Lain Syafi’i Versi Densus

Berita Terkait

Menko Polkam Bentuk Desk Judi Online

Harris vs Trump, Swing State Jadi Penentu

Suasana penjemputan Gigih yang disebut-sebut terkait jaringan terorisme di Perumahan Mediterania Batam Centre, Jumat (5/8/2016). Syafi’i Lubis, warga Batam yang disebut rekan Gigih diamankan Densus di Deli Serdang, Rabu (21/12/2016). Foto: istimewa/grup WA

batampos.co.id – Selain berniat menyerang Marina Bay, Singapura, Densus 88 juga mengklaim Syafi’i Lubis, warga Batam terduga teroris jaringan Khatif Gigih Rahmat (KGR) juga punya target lain.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina S Ginting‎ mengatakan Syafi’i dan jaringannya (KGR) yang disebut-sebut berafiliasi dengan pentolan ISIS asal Indonesia di Suriah, Bahrum Naim, juga merencanakan amaliah di beberapa tempat dengan sasaran tempat keramaian dan objek vital, termasuk kantor polisi.

Namun, apakah semua itu benar? Hingga berita ini diturunkan, Syafi’i belum memberikan keterangan ke media karena masih dalam tahap pemeriksaan.

“‎S (Safei’i) ini DPO Densus 88 terkait kelompok KGB di Batam pada Juli lalu yang berafiliasi dengan Bahrun Naim. Peran dia melakukan perekrutan dan baru satu tahun tinggal disini (Deli Serdang, Sumut, red), di rumah orangtuanya. KTP dia sendiri dari Batam,” ujar Rina S Ginting.

Selain mengamankan Safei, Densus 88 juga menyita barang bukti berupa ‎HP, laptop, flakdisk, hardisk, dan tas.

KGR tempat Syafi’i bernaung, selama ini disebut-sebut kepolisian dipimpin Gigih Rahmat Dewa, juga warga Batam. Gigih disebut  berperan memfasilitator WNI yang ingin pergi ke Suriah.

Berdasarkan penyelidikan Densus 88, Gigih Rahmat Dewa juga disebut-sebut intens berkomunikasi dengan Bahrun Naim dan mendapat sokongan dana dari Bahrun Naim untuk melakukan sejumlah aksi di Indonesia.

Gigih sendiri melalui kelurganya membantah semua tudingan tersebut. Namun kepolisian mengklaim memiliki bukti-bukti kuat.

Sejauh ini, Gigih Rahmat Dewa dan rekan masih ditahan di Jakarta dan proses hukumnya terus berjalan. (elf/JPG/nur)

Update