batampos.co.id – Proyeksi anggaran Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk tahun 2017 berkisar Rp 1,7 triliun. BP Batam menargetkan anggaran ini untuk pembangunan infrastruktur seperti Pelabuhan Kabil dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Bengkong yang bekerjasama dengan Korea.
Anggaran tahun 2017 bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lewat Kementerian Keuangan sebesar Rp 529 miliar. Dan sisanya berasal dari tarif layanan BP Batam seperi tarif Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO), tarif pelabuhan, rumah sakit dan lainnya.
Direktur Publikasi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono mengatakan anggaran tersebut akan difokuskan untuk infrastruktur.
” Yang besar antara lain untuk pembangunan awal Light Rail Transit (kereta,red), pelabuhan Kabil, perluasan RSOB dan pembangunan IPAL,” ungkapnya Kamis (22/12).
Pembangunan awal Light Rail Transit (LRT) memakan pagu anggaran sebesar Rp 100 miliar. Andi mengatakan lelangnya akan dilakukan Desember ini dan proyeknya mulai dikerjakan tahun depan. Namun dana tersebut diperkirakan hanya untuk melakukan studi awal mengenai kelayakan transportasi publik tersebut untuk Batam.
Sedangkan untuk IPAL di Bengkong, BP Batam menganggarkan Rp 319 miliar. Andi memaparkan IPAL tersebut memiliki kapasitas 250 liter per detik, untuk melayani sebagian limbah yang dihasilkan rumah tangga.
Adapun IPAL tersebut dapat mengolah air limbah menjadi air yang dapat digunakan kembali untuk keperluan industri serta menanam tanaman.
“IPAL itu dibangun dari pinjaman lunak dari sebuah institusi di Korea.Untuk sementara hasil recycle nya bisa dimanfaatkan untuk industri, cuci-mencuci dan untuk tanaman. Kalau konsumsi belum bisa,” katanya.
Sedangkan untuk Pelabuhan Kabil, BP Batam menganggarkan Rp 130 miliar untuk membangun dermaga curah.Dermaga curah Kabil yang ada saat ini dinilai tidak mampu melayani bongkar muat yang semakin hari semakin meningkat.
Andi mengatakan pengembangan dermaga curah kabil yang lebih kurang seluas 10 Ha dimaksudkan melayani lalu lintas dan bongkar muat CPO. Pertama, terbangunnya dermaga utama dengan panjang 273,6 m, lebar 33 m dengan kapasitas kapal 35.000 DWT, kedalaman alur kolam dermaga 12 mdpl. Kedua, terbangunnya sarana ponton/ dermaga wharf sepanjang 101 m dengan kedalaman kolam 6 mdpl. Ketiga mempercepat wakti sandar dan bongkar muat operasional pelabuhan.
Dan terakhir BP Batam akan membangun gedung baru di RSOB yang akan digunakan sebagai pusat pengobatan penyakit jantung.
“Kelak RSOB akan menjadi rujukan dari rumah sakit yang ada di Batam,” jelasnya.
Nilai anggaran yang diperlukan mencapai 53,67 miliar. Kemudian untuk belanja pegawai dan operasional lainnya mencapai Rp 300 miliar.
“Sedangkan untuk perbaikan jalan dan lainnya tetap akan menjadi prioritas walaupun anggarannya kecil,” ujarnya.(leo)