Senin, 18 November 2024

Listrik Tanjungpinang Harus Mandiri, Jangan Tergantung Interkoneksi

Berita Terkait

Begini suasana perumahan di Batam dan Bintan saat PLN Batam melakukan pemadaman bergilir. Foto: cecep mulyana/batampos

batampos.co.id – Keberadaan interkoneksi listrik Batam-Bintan memang menjadi jalan keluar untuk mengatasi defisit daya yang selama ini pernah terjadi di Pulau Bintan.

Namun, bukan berarti dengan suplai daya dari Batam tersebut lantas membuat pihak PLN Tanjungpinang terlena. PLN Tanjungpinang harus mandiri.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepri, Rudy Chua menyatakan, ketika seluruh daya bertumpu pada pasokan listrik dari Batam, mesti pula disiapkan antisipasi pasokan mandiri di Pulau Bintan ketika sistem interkoneksi terjadi masalah.

“Seharusnya PLN Tanjungpinang bisa lebih tanggap dan mengantisipasi terhadap persediaan daya mampu listrik yang bisa disediakan dari Pulau Bintan sendiri. Jangan sampai terlena atau keenakan dengan interkoneksi, sehingga pada saat timbul permasalahan atau kerusakan di Batam, PLN Tanjungpinang baru sibuk,” kata Rudy, Senin (2/1/2016).

Padam listrik yang melanda Tanjungpinang berjam-jam kemarin memang menjadi kekhawatiran Rudy selama ini. Pasalnya, tidak ada yang bisa menjamin bahwa instalasi interkoneksi itu bebas kendala atau selalu siaga.

Sehingga selalu ada kemungkinan terjadi kerusakan. Yang terjadi kemarin, kata Rudy mengutip informasi yang diterima dari PLN menyebutkan, pemadaman perlu dilakukan berkenaan dengan terjadinya gangguan transmisi line Tanjung Kasam – Tanjunguban.

“Prediksinya akibat petir atau cuaca buruk akhir-akhir ini,” kata Rudy.

Gangguan ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Paling tidak mengakibatkan sistem di Bintan dan sebagian di Batam pada. Termasuk pula beberapa pembangkit trip PLTU Tanjung Kasam. Perbaikan ini tentu bertahap. Pertama-tama, kata Rudy, tentu PLN akan menstabilkan sistem di Batam terlebih dahulu untuk kemudian dikirim ke sistem yang ada di Bintan.

“Seperti yang selalu saya ingatkan, ini hanya sebagian permasalahn interkoneksi, belum lagi ada kerusakan infrastruktur dan paling parah adalah kalau sampai ada kerusakan kabel bawah laut. Bisa-bisa hitungan minggu pemadamannya kalau PLN Tanjungpinang tidak siaga,” ujarnya.

Rudy menambahkan, idealnya sistem interkoneksi itu punya daya timbal-balik. Artinya, bisa saja listrik di Bintan ikut menyuplai di Batam ketika terjadi kekurangan daya. Hal ini patut dipertimbangkan. Mengingat, kata Rudy, puncak beban listrik antara Batam dan Bintan itu berbeda.

“Bintan itu puncak bebannya di malam hari, sementara Batam jam puncaknya dari pagi sampai siang karena menghidupi banyak perusahaan di sana,” pungkas Rudy. (aya)

Update