Kamis, 28 November 2024

RS Awal Bros Batam Punya Bengkel Ortotik Prostetik, Layani 12 Pasien Sebulan

Berita Terkait

Pelayanan kesehatan Ortotis Prostetis, Yoga Sambodo menunjukkan berbagai alat Ortotik Prostetik di Ruang Ortotik Prostetik Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam, Lubukbaja, Senin (16/1). Alat Ortotik Prostetik merupakan alat bantu dan alat ganti anggota gerak tubuh manusia yang hilang atau disabilitas F.Rezza Herdiyanto/Batam Pos

Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) melayani jasa pembuatan alat bantu gerak tubuh dan anggota gerak tubuh tiruan. Dalam satu bulan, ia melayani 10 hingga 12 pasien. Ini satu-satunya di Kepulauan Riau.

Lemari kaca itu sendiri berdiri di Ruang Fisioterapi RS Awal Bros (RSAB) Batam. Di dalamnya penuh terisi barang. Ada sejenis rompi besi – tapi tidak terbuat dari besi duduk di satu rak. Ada yang terbuat dari plastik ada juga yang berwarna-warni. Di rak yang lain, sepatu-sepatu berukuran kecil terpajang. Ada model sandal ada juga model boots. Selain itu, ada juga kaki palsu.

Yoga mengeluarkan barang-barang itu satu per satu. Diletakkannya di atas meja. Ia lalu membongkar isi dalam sebuah kotak. Dengan bantuan obeng, ia memasang sebuah silinder besi di atas telapak kaki tiruan. Dalam waktu lima menit, hasil karyanya itu membentuk sebuah kaki tiruan.

Ia mengambil selongsong benda setengah oval yang kopong. Bahannya dari busa terbungkus kain yang empuk. Ia meletakkannya di atas kaki tiruan itu tadi. Ia menyebutnya socket dalam.

“Ini (socket dalam) untuk lutut yang buntung. Setelah itu diletakkan di atas penopang dan dibungkus lagi dengan socket luar,” katanya.

Pria bernama lengkap Yoga Sambodo itu menunjukkan apa yang ia sebut dengan socket luar. Benda itu tiruan potongan kaki sepanjang lutut ke bawah. Socket itu empuk dan berbentuk layaknya betis manusia. Ia kopong.

Kaki tiruan itu menjadi satu dari sekian banyak produk layanan Ortotik Prostetik (OP) RS Awal Bros Batam. Peminatnya banyak. Dalam satu bulan, selalu ada saja yang memesan kaki tiruan itu.

“Rata-rata karena diabetes. Usianya, di atas 30 tahun,” tutur Yoga.

Yoga merupakan ortotist prostetist di rumah sakit tersebut. Dialah yang melayani pembuatan alat bantu gerak tubuh (ortosis) atau anggota gerak tubuh tiruan (prostesis). Dan RSAB Batam menjadi satu-satunya rumah sakit di Kepulauan Riau yang memiliki layanan OP. Dalam satu bulan, rumah sakit ini dapat melayani 10 hingga 12 pasien.

Kasusnya beragam. Beberapa alat yang paling banyak dipesan selain kaki tiruan itu boston brace dan sepatu ortopedik. Boston brace merupakan alat bantu gerak untuk penderita skoliosis – kelainan tulang yang membuat tulang belakang melengkung. Dalam satu bulan, setidaknya, ada satu atau dua pasien yang membutuhkan boston brace. Pasien itu didominasi perempuan dengan usia 12 sampai 15 tahun.

“Sebagian besar anak-anak itu masih sekolah. Itu karena kebiasaan mereka membawa tas ransel yang dibawa di satu pundak saja,” ujar lulusan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di Surakarta itu lagi.

Sementara itu, sepatu ortopedik merupakan alat bantu gerak untuk penderita Congenital Talipes Equino-varus (CTEV) atau clubfoot. Ini kelainan bawaan yang membuat kaki bayi melengkung ke dalam. Sepatu ortopedik itu tidak hanya untuk membantu gerak tetapi juga berfungsi sebagai alat terapi.

Sepatu itu harus digunakan selama 24 jam, dengan waktu istrahat selama 4 jam. Selain itu, penggunanya juga wajib melakukan terapi jalan. Mereka yang patuh pada arahan ortotist akan mendapatkan hasilnya dalam waktu satu hingga dua tahun.

“Ada juga yang jadi normal karena sepatu ini. Tapi, kalau sudah normal, (sepatu ini) harus tetap dipakai,” ujarnya.

RSAB Batam melengkapi layanan ini dengan sebuah bengkel pembuatan yang berlokasi di bagian belakang rumah sakit. Bengkel itu tidak luas. Ukurannya sekitar 3,5 meter x 6 meter persegi. Tapi peralatan di dalamnya terbilang lengkap. Ada ragum yang dapat digunakan untuk melepas gypsum, oven, dan bahkan mesin jahit. Yoga dapat mengoperasikan semua alatnya.

Proses pengerjaan sebuah alat dimulai dari pencetakan, pengisian, modifikasi, dan kemudian tahap akhir finishing. Lama waktunya beragam, tergantung pada jenis alatnya. Namun, RSAB Batam memastikan, sebuah alat akan selesai dibuat dalam waktu tak lebih dari dua minggu.

“Nanti, di sela pembuatan ada fitting (pengepasan) untuk mengetahui apakah ukurannya sudah pas atau belum,” tutur Yoga.

Hampir semua alat ortotis dan protetis dapat dibuat di bengkel itu. Yoga mengaku tidak mendapat kesulitan dalam pembuatan alat-alat tersebut. Sebab, sistem perkuliahannya merupakan sistem praktik langsung. Ia sudah pernah membuat semua alat-alat OP.

Biasanya, alat tersebut dapat bertahan lama. Seperti misalnya, kaki palsu. Kaki itu pada umumnya dapat bertahan selama lima tahun. Kalau perawatan, penggunaan, dan penyimpanan alat tersebut bagus, kaki itu dapat bertahan hingga 10 tahun.

“Cuma, rata-rata kalau orang udah sekali bikin, (alat) itu akan bertahan selamanya,” katanya.  (WENNY C PRIHANDINA, Batam)

Update