Ratusan ulama dan da’i akan melakukan pertemuan di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada 10 – 20 Juli 2017 mendatang.
Kedatangan ulama dan da’i yang mencapai 700 orang tersebut akan dimanfaatkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mempromosikan semua potensi yang ada di Sumbar baik tradisi, budaya dan kulinernya.
Pertemuan berlangsung di sejumlah lokasi kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam pertemuan bertajuk “Berjuta Berkah Untuk Padang Menuju Destinasi Halal Dunia” ini digelar sejumlah agenda seperti seminar, lomba tahfiz, pertunjukan seni dan pariwisata dan lainnya.
Mematangkan persiapan kegiatan tersebut, Pemko Padang dan pihak terkait termasuk Kemenpar telah melakukan rapat dan pertemuan. Pada pertemuan nanti digelar seminar dengan 50 orang syekh asal Arab Saudi.
“Mulanya hanya ulama dan da’i se-Asia Tenggara, namun ada permintaan dari ulama-ulama dari Timur Tengah seperti Arab Saudi, negara-negara Afrika dan Eropa. Maka menjadi pertemuan ulama dan da’i se-Dunia. Kota Padang siap menjadi tuan rumah pertemuan berskala internasional tersebut,” ujar Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, Rabu (14/6).
Mahyeldi menuturkan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi dan publikasi kegiatan ini kepada masyarakat Kota Padang. Sementara pihak Kemenpar bertugas mensosialisasikan ke tingkat nasional dan internasional. Sebab, kegiatan tersebut merupakan agenda berskala internasional.
“Kita tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat Kota Padang dan Sumatera Barat pada umumnya, bahwa ini merupakan agenda yang berskala internasional , akan hadir ulama-ulama dan syech-syech ternama dari Saudi Arabia,¡± terang Mahyeldi.
Lebih lanjut Mahyeldi menjelaskan, Pemerintah Kota Padang telah menganggarkan satu Milliar rupiah dan ditambah dari para sponsor-sponsor untuk kegiatan dimaksud. Pertemuan yang akan menghadirkan 700 perserta dari negara-negara Asia Tenggara, Afrika dan Eropa tersebut merupakan kerjasama antara Pemko Padang dengan Yayasan Almunawarah perwakilan dari negara Saudi Arabia yang berada di Jakarta.
“Lebih kurang 700 peserta pertemuan akan hadir di Kota Padang ini. 200 orang dari Indonesia dan 500 orang dari berbagai negara. Mereka nantinya akan menghabiskan urang mereka di Padang ini, sehingga perputaran perekonomian masyarakat kita akan meningkat,” ujar Mahyeldi.
Tidak ingin melewatkan momen berharga ini, Kemenpar memberikan dukungan penuh, agar sektor pariwisata di Sumbar khususnya dan Indonesia umumnya, lebih dikenal masyarakat internasional termasuk wisata halal yang sedang digenjot perkembangannya.
“Ini membuktikan bahwa Indonesia aman, dan wisata halalnya sudah dikenal dunia sehingga pertemuan besar para ulama dan da’i memilih digelar di Padang, Sumatera Barat. Ini menjadi kesempatan kita untuk menunjukkan kekayaan wisata dan kebudayaan islami Indonesia ke dunia,” ujar Ketua Tim Percepatan Wisata Sumatera Barat, Raseno Arya didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Hendry Noviardi.
Di sela agenda pertemuan yang berlangsung 10 hari tersebut, Kemenpar yang dipimpin Menteri Arief Yahya itu akan menggelar festival budaya dan kuliner yang dipusatkan di Museum Adityawarman, yang merupakan titik nol dari Kota Padang. Selain untuk unjuk gigi kepada tamu dari luar negeri, acara ini juga ditujukan untuk bermanfaat bagi masyarakat setempat.
“Untuk panggung hiburan, selain menampilkan yang khas di Sumbar, juga akan ada unsur Islami. Selain tari-tarian khas tradisional, juga ada permainan-permainan tradisional seperti gasing, terompah panjang, silat, dan gambus,” terang Raseno.
Hendry Noviardi menambahkan, khusus festival kuliner, selain menyajikan masakan khas Sumbar yang terkenal kelezatannya, juga terdapat Festival Merendang, yaitu memasak rendang masal dengan melibatkan 104 Kelurahan.
“Semua kuliner proses masak harus di lokasi, agar pengunjung bisa menyaksikan proses memasak aneka makanan nusantara. Dan dari hasil memasak rendang, akan bisa dinikmati pengunjung secara gratis. Selain itu, akan disiapkan pula penerjemah bahasa Inggris dan bahasa Arab untuk mendampingi tamu kehormatan yang datang dari berbagai negara ini,” tukas Hendry Noviardi.(*)