batampos.co.id – Elon Musk, CEO SpaceX dan bos Tesla mengkhawatirkan artificial intelligence alias AI atau kecerdasan buatan.
Tokoh 46 tahun tersebut menyatakan bahwa AI jauh lebih berbahaya ketimbang Korut. Menurut dia, AI justru punya potensi yang sangat besar memicu Perang Dunia III (PD III).
”Korut berada pada peringkat bawah daftar penyebab hancurnya peradaban manusia. Menurut saya, persaingan AI kelas tinggi antarnegara justru lebih mungkin memicu lahirnya PD III,” cuit Musk lewat akun Twitter-nya.
Pernyataan itu diunggah pada Senin dini hari (4/9). Tepatnya pukul 02.33 waktu setempat. Dalam hitungan detik, tweet itu tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.
Lewat kalimat demi kalimat yang diunggah pada akun Twitter @elonmusk, Musk menyatakan bahwa AI tidak perlu alasan apa pun untuk memicu perang. Tidak seperti Korut yang mengaku meluncurkan rudal dan mengujicobakan nuklir karena dipanas-panasi Amerika Serikat (AS).
”AI bisa menyebabkan kiamat,” ungkap pria kelahiran Afrika Selatan (Afsel) tersebut.
Musk tergerak untuk mencuit tentang AI setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa AI bisa menjadi indikator kekuatan suatu negara.
”AI adalah masa depan. Bukan hanya bagi Rusia, tapi juga bagi seluruh umat manusia. Negara manapun yang AI-nya paling maju bisa menjadi pemimpin dunia,” ungkap Putin saat itu.
Sebagai pemimpin OpenAI, perusahaan riset yang mengembangkan AI positif, Musk, pun kemudian angkat bicara. Di tengah krisis nuklir Korut, dia pun lantas membandingkan AI dengan rudal balistik dan bom hidrogen Pyongyang.
”Saya tidak terlalu khawatir pada program nuklir Korut. Sebab, begitu mereka melancarkan serangan nuklir, itu berarti bunuh diri,” ungkapnya.
Menurut Musk, serangan nuklir Korut pun belum tentu memicu PD III. Tapi, AI jauh lebih berisiko melahirkan PD III begitu ada satu saja negara yang melancarkan gertakan dengan metode kecerdasan buatan itu.
”Begitu diaplikasikan pada persenjataan, AI bisa jadi sangat mematikan. Dan, dampaknya tidak akan pernah terbayangkan. Begitu kotak pandora itu terbuka, tak ada cara menghentikannya,” ungkapnya. (CNN/theguardian/hep/c21/any)