Sabtu, 2 November 2024

Kisah Sedih SMPN 28 Belum Berakhir

Berita Terkait

batampos.co.id – Kisah sedih di SMPN 28 masih belum jua berakhir. Sudah tiga hari belakang ini, murid-murid sekolah tidak belajar. Air comberan yang menggenangi sekolah ini bukannya surut, malah semakin tinggi.

Rabu (17/1) lalu, air hanya menggenangi bagian halaman sekolah. Tapi Kamis (18/41), air hitam yang menimbulkan bau menyengat ini sudah meluber hingga luar gapura sekolah. Tinggi air diperkirakan mencapai 50 cm.
“Kami gak sekolah lagi, om,” kata Silfi siswa kelas IX D, Kamis (18/1).

Kamis (18/1) ini, kata Silfi merupakan hari ketiga mereka tidak sekolah. Baik itu kelas reguler maupun kelas pemantapan guna menghadapi Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional.

Belum sempat Silfi bicara, satu rombongan anak sekolah datang melihat kondisi sekolahnya. Tiga orang siswa ini melihat air yang menggenangi sekolahnya, yang masih belum surut. Lalu siswa ini pergi. Tidak lama kemudian setelah siswa itu pergi, datang lagi satu rombongan murid-murid SMPN 28 lainnya.

Tanpa turun dari kendaraan yang mereka tumpangi, siswa ini melihat ke arah sekolahnya. Terlihat raut muka kecewa dari siswa ini. “Yahh tidak sekolah lagi,” ujarnya sembari berlalu pergi.

Silfi mengatakan dalam beberapa jam ini, banyak teman-temannya datang silih berganti melihat kondisi sekolahnya. “Lihat sebentar, lalu pergi. Begitu aja,” tuturnya.

Sedari pagi, kata Silfi air bukannya surut malah semakin tinggi. Silfi bersama teman-temannya memilih menunggu di depan sekolah. “Kalau airnya surut siang ini, akan dilaksankan kelas pemantapan,” ucapnya.

Perkataan Silfi ini diamini oleh teman-temannya yang lain.

Tapi hingga pukul 14.00, air di sekolah itu tidak juga surut. Masih tetap tinggi, dan bau busuk menyengat menyebar kemana-mana. Silfi dan teman-temannya memtusukan untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

Seorang warga sedang melihat Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 28 Batam yang kondisi luapan air parit yang semakin parah, Kamis (18/1). Pihak sekolah terpaksa meliburkan kembali siswa karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk belajar. F Cecep Mulyana/Batam Pos

Saat Batam Pos mencoba memasuki salah satu ruang kelas, bau busuk sangat tercium. Tentunya bau busuk ini, menyulitkan anak-anak untuk belajar.

Hal ini diamini oleh Kepala Sekolah SMPN 28 Boedi Kristijorini. “Kemarin (17/1), kami coba tetap paksakan untuk belajar. Tapi bau busuknya sangat menganggu. Saya saja menjadi pusing akibat bau busuk ini,” tuturnya.

Boedi mengatakan belum tahu kapan sekolah akan kembali dimulai. Hingga saat ini, katanya pihak Dinas Bina Marga masih tetap berusaha melakukan normalisasi saluran air yang tersumbat di depan Perumaha Gesya.

“Saya minta kemarin itu, tak usah pasang polongan dulu. Gali saja, lalu biarkan saja airnya mengalir. Sehingga air disini surut,” tuturnya.

Jika pun airnya surut, anak-anak SMPN 28 belum bisa langsung sekolah. Karena yang menggenangi sekolah kali ini, bukan air hujan. Tapi air limbah rumah tangga. Bau busuk akan tetap tinggal dan mengundang lalat.
“Tentunya perlu dibersihakan dulu, karena ini air comberan se Taman Raya,” ujarnya.

Saat ditanya, apakah sudah ada solusi agar anak-anak bisa belajar sementara waktu normalisasi berjalan. Boedi mengatakan sudah meminta saran ke pimpinannya. “Saya minta saran, tapi optimis hari ini sudah selesai normaliasasinya,” ungkapnya.

Ia telah menugaskan guru-gurunya melakukan patroli, untuk memantau perkembangan terakhir di SMPN 28. “Saya minta pantau terus, surut atau belum,” tuturnya.

Dari pantauan Batam Pos didrainase yang ambles itu, dua eskavator berusaha menggali bagian yang runtuh. Tapi saat digali, tanah bagian atas runtuh kembali ke arah drainase. Boedi mengatakan dua eskavator ini sudah bekerja dari, Rabu (17/1). “Kemarin saja mereka lembur, malam ini mungkin juga,” pungkasnya. (ska)

Update