Energi baik PT PGN mengalir hingga ke Pulau Lance, Kecamatan Sagulung, Kota Batam. Bukan dalam rupa gas bumi, kali ini PGN menyalurkan energi kewirausahaan untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup warga di pulau yang dihuni sekitar 50 kepala keluarga (KK) itu.
SUPARMAN, Batam
Setelah satu jam lebih menempuh jalur darat dan laut, akhirnya sampai juga perjalanan ke Pulau Lance, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Sabtu (8/12) pagi. Meski hari masih pagi, namun aktivitas warga di pulau kecil itu sudah mulai ramai.
Di pelabuhan, terlihat sejumlah pekerja tengah menggesa pembangunan dermaga baru. Sementara beberapa perempuan sibuk membersihkan jaring dari karang dan sampah yang menempel.
Kesibukan juga terlihat di kediaman Manaf Ismail, Ketua RT 004 Pulau Lance. Pagi itu, sejumlah ibu-ibu tengah membuat keripik singkong. Mereka berbagi tugas. Ada yang bertugas memotong singkong, menggoreng, dan membungkusnya ke dalam kemasan plastik transparan.
Sebelum dibungkus, keripik singkong itu diberi varian rasa. Ada yang dibumbu sambal balado, ada yang rasa barbeque, rasa jagung bakar, dan ada juga yang original.
“Sudah setahun ini kami jalani kegiatan ini,” kata Nurni, istri Ketua RT 004 Pulau Lance, Sabtu (8/12) lalu.
Nurni menceritakan, pembuatan makanan ringan berupa keripik singkong aneka rasa ini merupakan kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Snack Lance yang dibina PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk melalui Program Bina Desa. Selain memberikan pelatihan kepada para ibu rumah tangga di Pulau Lance, PGN yang menggandeng Kelompok Perempuan Kreatif Mandiri (KPKM) juga memberikan modal dan peralatan usaha.
Ada beberapa ibu rumah tangga di Pulau Lance yang dilibatkan. Kediaman Ketua RT 004 dijadikan rumah produksinya.
“Hasil produk kami dijual hingga Pulau Batam,” kata Nurni yang merupakan Ketua UMKM Snack Lance ini.
Wanita yang akrab disapa Nur ini mengatakan, hasil penjualan UMKM Snack Lance ini tidak menentu dalam sebulannya. Namun ia menyebut sudah cukup untuk membantu menambah penghasilan para ibu rumah tangga di pulau tersebut.
“Lumayan untuk membantu suami,” kata Nur.
Hal ini diamini Manaf Ismail, suami Nur yang juga Ketua RT 004 Pulau Lance. Menurut Manaf, melalui Program Bina Desa PGN ini, para ibu rumah tangga di Pulau Lance kini bisa menghasilkan uang. Mereka bisa membantu keuangan keluarga.
“Selama ini mereka hanya ibu rumah tangga biasa, tidak punya penghasilan,” kata Manaf.
Kehadiran Program Bina Desa ini, kata Manaf, sangat membantu perekonomian warga Pulau Lance. Sebab selama ini keuangan keluarga warga Pulau Lance hanya mengandalkan penghasilan dari para suami yang semuanya bekerja sebagai nelayan.
Padahal penghasilan seorang nelayan tidak menentu. Apalagi semua nelayan di Pulau Lance merupakan nelayan tradisional.
Selain melakukan pendampingan dan pembinaan UMKM, Program Bina Desa PGN juga menggelar beberapa kegiatan di Pulau Lance. Mulai dari posyandu untuk balita dan manula hingga koperasi simpan pinjam.
Di koperasi ini, warga bisa menabung dan meminjam uang untuk kebutuhan sehari-hari atau keperluan yang sifatnya mendadak. Manfaat dari kehadiran koperasi ini sangat dirasakan warga, terutama di saat musim angin utara antara bulan November hingga Maret.
“Kalau musim angin utara tiba, nelayan tak bisa melaut. Otomatis penghasilan warga tidak ada. jadi bisa dibantu dari hasil penjualan snack dan pinjaman dari koperasi,” kata Manaf.
Program Bina Desa PGN ini tidak hanya dijalankan di Pulau Lance. Ketua KPKM Verawati mengatakan, ada tiga lokasi pelaksanaan Program Bina Desa ini. Yakni di Pulau Lance, di Tanjung Gundap, dan di Tembesi Tower.
Jenis kegiatannya sama. Yakni pendampingan dan pelatihan UMKM, posyandu manula dan balita, dan koperasi simpan pinjam. Khusus di Tembesi Tower, ada program taman bacaan dan rumah baca dan kegiatan pelestarian lingkungan.
Untuk jenis produk yang dihasilkan berbeda-beda. Jika di Pulau Lance menghasilkan keripik singkong aneka rasa, UMKM binaan PGN di Tanjung Gundap menghasilkan aneka kerupuk olahan hasil laut. Seperti kerupuk sotong, kerupuk ikan, kue layar, dan lain sebagainya.
Di Tanjung Gundap ada tiga kelompok UMKM binaan PGN-KPKM. Produk dari ketiga kelompok UMKM ini berebeda-beda. Hasil produk mereka dipasarkan ke beberapa wilayah di Batam.
“Program ini baru jalan setahun. Tapi manfaatnya sudah cukup dirasakan warga,” kata Verawati, Senin (10/12) lalu.
Menurut Verawati, program ini sengaja menyasar kaum perempuan. Terutama para ibu rumah tangga yang selama ini memang tidak memiliki usaha ataupun pekerjaan yang bisa menghasilkan uang.
“Melalui program UMKM ini, mereka bisa membantu para suami meningkatkan pendapatan keluarga,” kata dia.
Sementara Sales Area Head PGN Batam Amin Hidayat mengatakan, Program Bina Desa ini merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PT PGN. Awalnya, program ini hanya berupa pemberian modal usaha bagi warga Pulau Lance dan sekitarnya.
“Kenapa kami pilih Pulau Lance, karena pulau ini dekat dengan kegiatan operasional kami, yakni stasiun gas Panaran,” kata Amin, Kamis (14/12).
Selain itu, sejumlah fasilitas dan infrastruktur milik PGN juga melintas di perairan laut di sekitar Pulau Lance. Seperti jaringan pipa gas bumi dari Sumatera Selatan, juga jaringan fiber optic milik PGN.
Selama ini, kata Amin, warga di Pulau Lance turut menjaga fasilitas tersebut. Mereka juga sering menginformasikan jika ada kegiatan labuh jangkar kapal di sekitar Pulau Lance yang dianggap membahayakan fasilitas PGN.
“Makanya, kami mengadakan Program Bina Desa ini di Pulau Lance. Supaya warga di sana bisa merasakan langsung manfaat dari kehadiran PGN,” kata Amin.
Namun Program Bina Desa ini kemudian berkembang dalam empat pilar kegiatan. Yakni ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
Melalui pilar ekonomi, Program Bina Desa menjalankan sejumlah program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di antaranya berupa pembinaan UMKM dan pemberian modal usaha serta perlengkapan usaha bagi warga di Pulau Lance, Tanjung Gundap, dan Tembesi Tower.
Di pilar kesahatan, Bina Desa PGN mengadakan posyandu gratis bagi kaum lanjut usia dan balita di tiga wilayah itu. Sementara pada pilar pendidikan, program ini menghadirkan taman baca di Tembesi Tower.
Sedangkan pada pilar lingkungan, Bina Desa PGN menjalankan sejumlah agenda pelestarian lingkungan. Antara lain melakukan penanaman bakau atau mangrove di sejumlah titik di pesisir pantai di Batam.
Melalui Program Bina Desa ini, lanjut Amin, PGN ingin berkontribusi nyata dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Juga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi PGN. Terutama warga pesisir yang selama ini jauh dari akses kesehatan, pendidikan, dan program pemberdayaan perekonomian.
“Ini energi baik yang lain dari PGN. Wujudnya bukan gas bumi, tapi semangat dan komitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Amin. ***